Monday, June 4, 2012

Malam Ini Gerhana Langka Supermoon


Bayangan Bumi pada Gerhana Bulan Sebagian 2012 (Space.com)


VIVAnews - Pada 2012, diprediksi akan terjadi empat gerhana. Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ada dua gerhana matahari dan dua gerhana bulan. Gerhana matahari berupa Gerhana Matahari Cincin yang terjadi pada 21 Mei 2012 lalu. Gerhana Matahari Total akan berlangsung pada 14 November 2012.
Hari ini, Senin 4 Juni 2012, Gerhana Bulan Sebagian akan tampak di langit Indonesia. Sedangkan gerhana Bulan Penumbra akan tiba pada 28 November 2012.

Durasi gerhana dari fase Gerhana Penumbra sejak mulai hingga akhir berjalan selama 4 jam 33,4 menit. Sedangkan fase Gerhana Sebagian durasinya sejak dimulai sampai akhir sekitar  2 jam 7,7 menit.
Pada saat puncak gerhana, persentase piringan bulan yang tertutup bayangan umbra bumi mencapai 37,05 persen. Piringan yang tertutupi ini merupakan bagian yang mengarah ke Selatan pada arah mata angin pengamat.

Setiap gerhana dapat diprediksi. Ini terkait siklus gerhana yang disebut seri Saros. Gerhana malam ini merupakan anggota ke-24 dari seri Saros 128 yang memiliki jumlah anggota 77 gerhana bulan.

Gerhana sebelumnya terjadi pada 25 Mei 1994. Gerhana seruppa akan terjadi lagi pada 15 Juni 2030. Indonesia dapat menyaksikan peristiwa ini. Semakin ke arah Timur Indonesia, keseluruhan fase gerhana akan dimungkinkan untuk teramati.

Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin menjelaskan gerhana ini memiliki kaitan dengan gerhana matahari sebelumnya pada 21 Mei 2012.

Biasanya setelah Supermoon, selang dua pekan kemudian datang gerhana matahari cincin. Saat ini, kata dia, purnama masih dekat dengan bumi. Penampakan purnama yang tertutup bayangan akan terlihat besar.  "Bisa dibilang ini 'gerhana supermoon'," ujar Thomas.

Menurut National Geographic, bulan akan berada pada lokasi terdekat dalam orbit berbentuk telur, perigee. Inilah yang membuat Gerhana Supermoon. Gerhana bulan terjadi ketika purnama, bumi, dan matahari hampir sejajar sehingga bulan melintas melalui bayangan bumi.

"Ini sangat keren untuk dilihat. Ini memberikan efek 3D di angkasa yang tidak biasa kita dapatkan," ujar pakar astronomi Planetarium Adler Chicago, Amerika Serikat, Mark Hammergren.

Supermoon yang terjadi pada awal Mei memperlihatkan purnama lebih besar 16 persen dan lebih terang 30 persen dibanding purnama lain selama setahun. Purnama saat gerhana akan lebih besar pada Senin ini.

"Purnama akan tampak 5 persen lebih besar dari rata-rata, terlihat sedikit lebih besar dari biasanya," imbuhnya.
Pemandangan malam ini dinilai Hammergren tergolong langka.  "Jika Anda membatasi label 'perigee' hanya satu hari dari perigee sesungguhnya, maka gerhana semacam ini hanya akan terjadi setiap 10 hingga 12 tahun," ujar Hammergren.

sumber:vivanews.com