1. Ladang Pembantaian di Kamboja
Pol Pot, lebih dari sebuah nama seorang diktator ia adalah mimpi buruk masyarakat Kamboja. Karena kekejamannya bahkan bisa disandingkan dengan Adolf Hitler dan Joseph Stalin. Kerakusan akan kekuasaan yang dilatari oleh pemahaman komunis, membuatnya menjadi seorang yang kejam. Ia memerintahkan untuk dilakukannya genosida terhadap ribuan jiwa di Kamboja, bahkan sahabat anehdidunia.blogspot, berdasarkan sebuah penelusuran Pol Pot memiliki 20.000 kuburan massal yang berisi 1.38 juta mayat manusia. Mereka yang menjadi korban kekejaman Pol Pot dan pasukannya, mulai dari kalangan cendekiawan, profesional dan abdi pemerintah yang tidak mau bekerja sama dengannya. Beragam etnis dan umat beragama pun tidak luput menjadi korban penyiksaan dan pembunuhan. Kekejaman rezim Khmer Merah yang dipimpinnya berlangsung selama perang saudara terjadi di Kamboja (1975 – 1979), namun di saat itu pula ia melakukan genosida (pemusnahan golongan tertentu).
2. Era Stalin di Uni Soviet
Kekejaman terjadi di tengah-tengah berlangsungya pemerintahan Stalin di Uni Soviet. Stalin memerintahkan unit rahasianya untuk melakukan sejumlah pembunuhan terhadap warga Uni Soviet. Sebuah pembunuhan yang dilakukan dengan menembak bagian kepala para korban, sehingga apabila kemudian banyak ditemukan tengkorak kepala manusia yang memiliki lubang itu merupakan bukti kekejaman Stalin. Berdasarkan sebuah laporan, 700.000 jiwa melayang mulai dari 1937 hingga 1938 dan ditempatkan di satu kuburan. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa Stalin melakukan hal ini karena merasa takut akan penggulingan kekuasaan yang menimpanya, bukan terhadap ketidaksetiaan masyarakat Rusia saja tetapi juga terhadap masyarakat yang hidup di negara-negara jajahannya. Bahkan mayat yang ditemukan di kuburan massal sejumlah 12.000 – 250.000 di Bykivnia, 30.000 – 200.000 di Kurapaty, lebih dari 20.000 di Butovo dan 9.000 di Sandamork.
3. Chechnya
Penguburan massal di Chechnya terjadi sejak di mulainya perang saudara pada 1994. Setelah perang itu berakhir sebanyak 57 situs kuburan massal telah ditemukan, yang berisikan ribuan mayat manusia. Diduga beberapa mayat yang ditemukan 5.000 di antaranya adalah mereka yang menghilang saat perang saudara kedua terjadi pada 1999. Kuburan massal terbesar ditemukan di Kota Grozny, sebanyak 800 kerangka manusia ditemukan (korban perang saudara pertama). Namun ketika beberapa pihak mencoba mencari dan menelitinya lebih lanjut, pemerintah Rusia mengeluarkan kebijakan pelarangan penggalian dan pencarian serta penelitian identitas para korban.
4. Rezim Saddam
Irak telah menjadi ladang kuburan massal sejak tahun 1980 hingga 1983-an, dan banyak yang menjadi korban pembunuhannya adalah masyarakat suku Kurdi. Akibat pembunuhan dan eksekusi massal, ditemukan 250 (40 telah dikonfirmasikan) situs kuburan massal. Korban berjatuhan berlanjut pada 1986 hingga 1988 ketika pemerintah Irak melakukan pembantaian dengan menjatuhkan bom kimia ke desa-desa yang dihuni oleh masyarakat Suku Kurdi melalui pesawat tempurnya. Sahabat anehdidunia.blogspot, diduga korban yang tewas berjumlah 5.000 orang, dan mereka yang tidak terbunuh mengalami gangguan kesehatan berat. Pada 1998-an sebuah kampanye yang diberi nama “Anfal Campaign” mengungkapkan 182.000 kepala keluarga Suku Kurdi dinyatakan hilang, sehingga banyak meninggalkan janda dan anak-anak yatim di Irak khususnya di wilayah Kurdi.
5. Kuburan Massal Akibat Wabah
Ketika Wabah Bubonic (kematian hitam) terjadi di Eropa pada abad ke-14, sebuah penguburan yang dilakukan menghindari semakin meluasnya wabah penyakit misterius khususnya di Inggris dan sekitarnya. Namun metoda penguburannya dilakukan berbeda-beda disesuaikan dengan status sosial jenazah yang akan dikuburkan. Jika berasal dari kalangan elite maka penguburannya pun dilakukan secara layak dan berdasarkan agama yang dianutnya. Namun jika sebaliknya, maka jenazah akan ditumpukan bersama jenazah lain yang status sosialnya sama. Di Inggris wabah bubonic menewaskan 100.000 orang pada 1665, jumlah yang mendekati 20 % populasi Kota London.