Evakuasi korban pesawat Sukhoi Superjet 100 menyisakan banyak cerita. Di
lereng Gunung Salak, Kabupaten Bogor itu, berbagai kisah mengemuka. Tak
hanya menegangkan dan melelahkan, aroma mistis pun mewarnai proses
pencarian.
Kisah mistis terjadi saat tim evakuasi bersiap mencari pesawat. Sosok
Abah Uci tiba-tiba muncul. Lelaki berusia 111 tahun itu adalah kuncen
(juru kunci) Gunung Salak. Sebelum melakukan proses pencarian, Abah Uci
melakukan ritual.
Bukan hanya komat-kamit di hadapan api unggun, Abah Uci membakar petai
dan ikan asin. Katanya, dua jenis makanan itu merupakan sesajen sebelum
tim bergerak mencari korban pesawat Sukhoi. Saat itu Abah Uci yakin
pesawat bisa ditemukan asal memenuhi syarat.
Berbekal golok, Abah Uci menembus belantara hutan Gunung Salak. Tanpa
menafikan tugas tim evakuasi, sesajen yang diberikan pria yang sudah
beruban itu, lokasi jatuhnya pesawat SSJ 100 akhirnya ditemukan di
Puncak Salak Dua Gunung Salak.
Keberadaan kuncen tidak bisa dipandang sebelah mata. Sedikitnya ada
sembilan kuncen yang memiliki andil besar terhadap penemuan lokasi
pesawat buatan Rusia itu. Mereka berpencar mendampingi rombongan tim SAR
yang membuka jalur evakuasi dari beberapa lokasi.
Abah Uci, misalnya. Dia ikut mendampingi tim relawan di jalur evakuasi
Kampung Loji, Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong. Berkat bantuan Abah
Uci pula, tim relawan akhirnya bisa sampai di lokasi jatuhnya pesawat.
“Tanpa lampu senter, Abah Uci menerobos gelapnya malam di hutan
belantara Gunung Salak. Alasannya, dia silau kalau menggunakan lampu
senter,” kata Andri Gunawan (32), seorang relawan.
Berkat keyakinannya, Abah Uci dan rombongan relawan tak tersesat selama
dalam perjalanan. Mereka pun sampai di lokasi dengan selamat. “Ada
ritual pembakaran petai dan ikan asin peda merah yang dilakukan sebelum
dan dalam perjalanan,” tuturnya.
Cerita Ading (33) lain lagi. Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) itu
mengaku menemukan potongan tubuh manusia yang diduga pilot Sukhoi
Superjet 100. Dia ditemukan di jurang dengan kedalaman sekitar 250
meter.
“Potongan kepala yang diduga pilot itu ditemukan pada Kamis (10/5) pagi
sekitar pukul 09.00 WIB. Rambutnya masih terlihat berwarna pirang dengan
memakai kemeja berwarna biru. Di dekat potongan tubuhnya kami juga
menemukan dua buah dompet serta serpihan buku berbahasa Rusia. Sementara
di antara pepohonan terdapat semacam parasut yang tersangkut,” kata
Ading.
Ading tak menampik perjalanan menuju lokasi ditemukannya pesawat Sukhoi
Superjet 100 sangat melelahkan. Medan yang terjal dan kondisi cuaca yang
kerap berubah-ubah menjadi kendala. Meski begitu, dia berhasil sampai
ke lokasi melalui jalur evakuasi Posko Kandang Sapi di Kampung Pasir
Pogor Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk.
“Kami hanya berbekal tiga liter air minum tanpa makanan. Peralatan pun
tidak ada. Hanya mengandalkan tangan dan kaki untuk mencapai lokasi.
Lokasi ditemukannya potongan tubuh dan material pesawat berada di antara
dua tebing,” tuturnya.
Sementara itu, lokasi helipad di Lapangan Sepak Bola SMPN 1 Cijeruk
hingga kini masih dipadati warga. Suasana sekitar lokasi transit
helikopter yang mengevakuasi kantong seakan menjadi objek wisata baru di
daerah tersebut.
Beberapa halaman penduduk pun tampak berubah menjadi tempat parkir
motor. Begitu juga dengan warga, banyak yang sengaja datang hanya untuk
melihat lokasi helipad.
"Enggak sedikit yang sekadar berfoto-foto dekat lokasi helipad," jelas
Saeful warga Pasir Pogor yang berjualan kopi dan gorengan di selasar
gedung sekolah SMPN 1 Cijeruk.
Petugas pun terlihat sulit mengatur kendaraan yang datang ke lokasi
helipad. Gedung sekolah menjadi tempat istirahat para tim SAR baik dari
Indonesia maupun Rusia.
Bagi para jurnalis, kehadiran pedagang ini cukup membantu untuk
kebutuhan makan dan minum mereka. "Harga pun cukup wajar," ujar Yopi
dari PosKotayang sudah dua hari menginap di lokasi helipad.
sumber: http://info-infounik.blogspot.com/2012/05/ini-dia-sesajen-untuk-penunggu-gunung.html