Adalah
Gunung Padang, sebuah bukit kecil yang berdiri memancang bumi pada
koordinat 6°57’ LS – 107°1’ BT, sekitar 50 Km sebelah Barat Daya Kota
Cianjur. Tepatnya di Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten
Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Di puncak
bukit ini berdiri sebuah situs megalithic yang telah menyita perhatian
peneliti dari berbagai instansi sejak penemuannya tahun 1979 lalu. Situs
Megalithic Punden Berundak Gunung Padang, sebuah situs yang masih
menyembunyikan rahasia besar tentang kisah kehidupan masa lalu para
pendahulu kita.
Situs ini sebenarnya pernah di catat oleh N.J. Krom dalam bukunya “rapporten van den oudhei kundingen dients in nederlandsch-indie 1914.” Namun tidak dilanjutkan dengan riset mendalam setelah itu, hingga akhirnya informasi tersebut terlupakan.
Pada tahun
1979 berita tentang situs Gunung Padang mencuat lagi setelah adanya
laporan dari 3 orang penduduk sekitar Gunung Padang. Mereka adalah Endi,
Soma dan Abidin yang telah melaporkan ke penilik kebudayaan Kecamatan
Campaka.
Sejak itulah
kemudian berturut-turut dilakukaan pemetaan, penggambaran, dan
deskripsi. Baik oleh DP3SP yang sekarang bernama Direktorat Sejarah dan
Purbakala, Pusat Pengembangan Arkeologi Nasional yang sekarang bernama
Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, dan kemudian di
lanjutkan oleh Disbudpar Provinsi Jabar (2001), Balai Arkeologi Bandung
(2002,2004,2005), dan Bandung FE Institute (2008).
Situs
megalitik punden berundak Gunung Padang ini terletak memanjang ke arah
Tenggara Barat Laut pada ketinggian 885 meter di atas permukaan laut.
Karena letaknya ada di puncak bukit, untuk naik ke situs ini, kita
harus menaiki ratusan anak tangga dari batu yang sangat curam dengan
tinggi sekitar 75 meter dan panjangnya lebih kurang 150 meter.
Situs ini
terdiri atas lima teras (tingkatan) dan memiliki luas yang berukuran
raksasa, jika di bandingkan dengan situs punden berundak lain di dunia,
yaitu 3132,15 m2. Bangunannya menghadap ke arah jurusan 3350,
mulai dari teras pertama hingga teras kelima. Secara arsitektural
ketinggian bangunan meningkat, mulai dari teras satu ke teras kelima.