Galaksi adalah bentuk pengelompokan bintang terbesar di alam semesta.
Namun keberadaan bintang-bintang sebagai penyusun sebuah galaksi tidak
diketahui sampai tahun 1920an. Sebelumnya, galaksi yang diamati
menyerupai awan itu disebut nebulae, karena pengamatan pada saat itu
tidak dapat memberikan resolusi yang cukup untuk memisahkan
bintang-bintang penyusun galaksi. Dengan adanya kemajuan teknologi
teleskop dan fotografi, bintang-bintang dalam sebuah galaksi mulai dapat
diamati.Salah seorang pengamat galaksi adalah Hubble, yang dapat
mengidentifikasi bintang-bintang variabel yang terdapat di galaksi
Andromeda (M31).
Bintang-bintang tersebut ternyata bersifat sama dengan Cepheid yang
ditemukan dalam galaksi Bima Sakti. Kemudian dari hubungan periode –
luminositas, Hubble mendapatkan bahwa jarak Andromeda dari Bima Sakti
adalah tidak kurang dari 300 kpc, yang berarti bahwa Andromeda berada di
luar Galaksi Bima Sakti yang berukuran 50 kpc. Hal ini menjadi penting
karena sebelumnya semua nebulae diperkirakan sebagai bagian dari Bima
Sakti. Sekarang telah diketahui bahwa jarak Andromeda adalah sekitar 800
kpc.
Terdapat banyak bentuk galaksi di alam semesta ini. Untuk memudahkan
dalam mengenali dan membedakan jenis dan bentuk suatu galaksi
dibandingkan galaksi lainnya, diperlukan sistem identifikasi yang dapat
dipakai di seluruh dunia. Pada tahun 1936, dalam buku The Realm of
Nebulae, Hubble membuat pengelompokan galaksi dengan sistem yang lebih
dikenal sebagai diagram garpu tala (tuning fork diagram). Sistem ini
adalah yang pertama dibuat dan yang paling umum dipakai hingga saat ini.
Dalam penggolongan ini, secara umum terdapat empat kelas galaksi, yaitu
galaksi elips, lenticular, spiral, dan irregular untuk galaksi yang
memiliki bentuk tidak beraturan.
|
Diagram garpu tala (Sumber: wikipedia). |
Galaksi elips memiliki bentuk bundar/elips dan tidak terlihat
memiliki piringan pada strukturnya. Menurut Hubble, galaksi elips ini
dibagi dalam subkelas berdasarkan bentuknya. Penamaannya menggunakan
kode En, dengan E berarti elips, sedangkan n menunjukkan perbandingan
antara sumbu mayor (a) dan minor (b) galaksi dengan rumusan n = 10 [1 -
(b/a)]. Artinya, galaksi elips yang terlihat bundar dinamakan E0,
sedangkan galaksi elips yang sumbu mayornya sebesar dua kali sumbu
minornya dinamakan E5, dan seterusnya semakin pipih hingga E7.
|
Galaksi elips NGC 1132 (Sumber: APOD) |
Galaksi lenticular adalah galaksi berbentuk piringan yang merupakan
peralihan antara elips dan spiral. Galaksi ini diberi kode S0. Galaksi
lenticular ini memiliki bagian inti yang elips dan memperlihatkan adanya
struktur piringan, namun pada bagian piringannya tidak terdapat lengan
spiral.
Kelas galaksi berikutnya adalah galaksi spiral, yaitu galaksi yang
berbentuk piringan dan mempunyai struktur lengan spiral. Kode
penamaannya adalah S. Galaksi kelas lenticular dan spiral ini terkadang
memiliki struktur bar pada piringannya. Untuk itu Hubble memberikan
tambahan kode B pada penamaan masing-masing kelas galaksi yang memiliki
bar: SB0 untuk galaksi lenticular dan SB untuk galaksi spiral.
|
Galaksi lenticular NGC 4452 (Sumber: APOD) |
Galaksi spiral normal (S) dan dengan bar (SB), terbagi lagi dalam
subkelas a, b, dan c, yang dibedakan menurut dua hal berikut: (1)
perbandingan kecerlangan antara komponen bulge dan piringan; dan (2)
seberapa dekat jarak antar lengan spiral. Galaksi kelas Sa memiliki
bulge lebih besar dan lengan spiral yang lebih rapat jika dibandingkan
dengan galaksi kelas Sb dan Sc. Hal yang sama juga berlaku untuk galaksi
spiral dengan bar (SB). Penamaan dalam subkelas ini sebenarnya tidak
dapat dipisahkan secara tegas. Sehingga, sebuah galaksi dapat termasuk
dalam kelas Sab, atau Sbc, dan seterusnya. Lalu bagaimana dengan Galaksi
kita, Galaksi Bima Sakti? Dalam penggolongan Hubble ini, Galaksi Bima
Sakti ternyata tergolong kelas SBbc.