Tak sensitif dengan musibah itu, seorang pramugari maskapai penerbangan Rusia Aerofolt bernama Ekaterina Solovyeva justru menuliskan tweet soal perasaan senangnya mendengar kecelakaan yang terjadi Rabu 9 Mei 2012 lalu.
Ini yang ia tulis dalam akun Twitternya: "Huh? Did a Superjet crash? Hahaha! This aircraft sucks, it's a pity it wasn't in Aeroflot, that would be one less."
Atau dalam Bahasa Indonesia, "Hah! Superjet kecelakaan? Hahaha! Pesawat ini memang menyebalkan, sayang sekali tak terjadi di Aerofolt, yang berarti bakal berkurang satu pesawat."
Tanpa berpikir panjang, pihak maskapai penerbangan terbesar di Rusia itu langsung mengeluarkan keputusan tegas: memecat Ekaterina.
Risiko atas harus ditanggung, meski, buru-buru Solovyeva menghapus tweetnya yang kejam itu, sekaligus menghapus semua lamannya di jejaring sosial, pengguna internet lain terlanjur mengambil screenshot dan menyampaikan keluhan pada pihak maskapai.
Untuk diketahui, Aeroflot memiliki enam SSJ-100 yang sejenis dengan pesawat yang nahas di Gunung Salak.
Hingga saat ini proses evakuasi masih dilakukan untuk mengevakuasi korban dan badan pesawat SSJ-100. Dikhawatirkan, 45 orang yang ada di dalam pesawat menjadi korban, mayoritas WNI, juga 8 orang Rusia, satu Prancis, dan satu warga negara AS. Tanda-tanda kehidupan korban Sukhoi yang diharapkan, belum ditemukan.
Tim yang berjuang di medan sulit juga berusaha menemukan kotak hitam, yang penting untuk menguak misteri jatuhnya pesawat tersebut. Termasuk, rekaman pembicaran pilot dengan air traffict centre (ATC), sekitar 20 menit pasca tinggal landas. Pilot meminta izin turun dari ketinggian 10.000 ke 6.000 kaki.
sumber:jurnaldunia.com