Sinocalliopteryx gigas |
VIVAnews
- Sebuah fosil dinosaurus ditemukan dalam keadaan unik di China. Temuan
tulang burung dan dinosaurus kecil ditemukan di dalam 'perut'
dinosaurus yang diduga merupakan karnivora.
'Santapan' terakhir dinosaurus itu memperlihatkan bahwa dinosaurus mampu melahap mangsa yang memiliki ukuran lebih besar dari sepertiga ukuran tubuhnya.
Para ilmuwan kemudian melakukan penelitian mendalam terhadap dua spesimen dinosaurus karnivora yang fosilnya ditemukan di Liaoning, Cina. Spesies itu dikenal dengan nama Sinocalliopteryx gigas.
Ukuran dinosaurus itu diperkirakan seperti serigala di masa sekarang, dengan panjang 2 meter. Spesies dinosaurus itu juga memiliki bulu di sekitar tubuhnya, untuk menjaganya tetap hangat.
Saat dinosaurus masih menguasai dunia 120 juta tahun lalu, area ini merupakan area yang hangat, namun berupa hutan basah. Area ini juga memiliki beragam fauna dinosaurus, burung, dan buaya.
"Ini merupakan contoh terbaik lingkungan dinosaurus, dengan beragam aktivitas vulkanik yang secara periodik menonjol di lanskapnya dan mengubur sejumlah benda yang pernah hidup di dalamnya dengan 'perlindungan' yang baik," kata salah satu peneliti, Phil Bell, yang juga ahli paleontologi vertebrata di Pipestone Creek Dinosaur Initiative di Kanada, dilansir dari LiveScience.
Hari ini area ini merupakan kawasan pertanian, meskipun para petani memahami pentingnya fosil dan ketertarikan terhadap fosil. "Banyak juga yang mengubah menjadi 'pertanian' untuk dinosaurus," ucap Bell.
Salah satu spesimen Sinovalliopteryx terlihat masih 'menyimpan' sisa burung primitif seukuran gagak, yang dinamakan Confuciusornis. "Temuan di perut merupakan bukti adanya interaksi aktual antara hewan (pemangsa dan dimangsa), yang jarang ditemukan di temuan fosil lain," tutur Bell. "Kami beruntung bisa menemukan satu-dua tulang, untuk mengetahui spesimen yang jadi santapan terakhirnya," lanjutnya.
Dinosaurus karnivora itu juga diketahui aktif memburu burung prasejarah tersebut. "Ada kemungkinan dia selektif secara aktif dalam memilih mangsanya; yang menjadikan dia sebagai predator," jelas Bell.
Apalagi, Bell melanjutkan, yang berhasil disantap adalah hewan terbang. "Banyak yang berpikir fosil hanya benda mati, sulit membayangkan mereka sebagai hewan hidup dan bernafas. Saat Anda menemukan yang seperti ini, ini seperti 'menghidupkannya'," ujar Bell.
'Santapan' terakhir dinosaurus itu memperlihatkan bahwa dinosaurus mampu melahap mangsa yang memiliki ukuran lebih besar dari sepertiga ukuran tubuhnya.
Para ilmuwan kemudian melakukan penelitian mendalam terhadap dua spesimen dinosaurus karnivora yang fosilnya ditemukan di Liaoning, Cina. Spesies itu dikenal dengan nama Sinocalliopteryx gigas.
Ukuran dinosaurus itu diperkirakan seperti serigala di masa sekarang, dengan panjang 2 meter. Spesies dinosaurus itu juga memiliki bulu di sekitar tubuhnya, untuk menjaganya tetap hangat.
Saat dinosaurus masih menguasai dunia 120 juta tahun lalu, area ini merupakan area yang hangat, namun berupa hutan basah. Area ini juga memiliki beragam fauna dinosaurus, burung, dan buaya.
"Ini merupakan contoh terbaik lingkungan dinosaurus, dengan beragam aktivitas vulkanik yang secara periodik menonjol di lanskapnya dan mengubur sejumlah benda yang pernah hidup di dalamnya dengan 'perlindungan' yang baik," kata salah satu peneliti, Phil Bell, yang juga ahli paleontologi vertebrata di Pipestone Creek Dinosaur Initiative di Kanada, dilansir dari LiveScience.
Hari ini area ini merupakan kawasan pertanian, meskipun para petani memahami pentingnya fosil dan ketertarikan terhadap fosil. "Banyak juga yang mengubah menjadi 'pertanian' untuk dinosaurus," ucap Bell.
Salah satu spesimen Sinovalliopteryx terlihat masih 'menyimpan' sisa burung primitif seukuran gagak, yang dinamakan Confuciusornis. "Temuan di perut merupakan bukti adanya interaksi aktual antara hewan (pemangsa dan dimangsa), yang jarang ditemukan di temuan fosil lain," tutur Bell. "Kami beruntung bisa menemukan satu-dua tulang, untuk mengetahui spesimen yang jadi santapan terakhirnya," lanjutnya.
Dinosaurus karnivora itu juga diketahui aktif memburu burung prasejarah tersebut. "Ada kemungkinan dia selektif secara aktif dalam memilih mangsanya; yang menjadikan dia sebagai predator," jelas Bell.
Apalagi, Bell melanjutkan, yang berhasil disantap adalah hewan terbang. "Banyak yang berpikir fosil hanya benda mati, sulit membayangkan mereka sebagai hewan hidup dan bernafas. Saat Anda menemukan yang seperti ini, ini seperti 'menghidupkannya'," ujar Bell.
vivanews