Saturday, August 11, 2012

Astronom Temukan Bintang yang Seharusnya Tak Ada



J. Pinfield Dua bintang katai merah tipe M4, mengorbit satu sama lain hanya dalam 2,5 jam.

LEIDEN, KOMPAS.com — Astronom menemukan empat pasang bintang yang seharusnya tidak pernah ada di Galaksi Bimasakti. Keempat pasangan bintang itu mengorbit satu sama lain dengan jarak yang superdekat.

Bintang ditemukan lewat observasi dengan Kingdom Infrared Telescope (UKIRT) di Hawaii.
Dalam observasi, astronom memonitor cahaya ratusan ribu bintang dalam gelombang inframerah selama 5 tahun. Pengamatan difokuskan pada bintang katai merah, bintang yang jauh lebih kecil dan redup dibandingkan dengan Matahari. Jenis bintang melimpah, tetapi sulit diobservasi.

"Mengejutkan, kami menemukan beberapa bintang katai merah biner dengan waktu orbit lebih pendek dari lima jam, sesuatu yang sebelumnya dikatakan tidak mungkin," ungkap Bas Nefs, pimpinan peneliti dari Observatorium Leiden di Belanda, seperti dikutip Space, Rabu (25/7/2012).

Bintang biner adalah dua bintang yang letaknya berdekatan, memiliki pusat massa sama dan mengorbit satu sama lain. Ilmuwan mengatakan, bintang biner yang ditemukan kali ini adalah bintang yang seharusnya tak mungkin eksis karena jarak satu sama lain terlalu dekat.

Teori yang berkembang berdasarkan penelitian selama 3 dekade menyebutkan bahwa waktu orbit bintang biner tak bisa kurang dari 5 jam. Sementara, waktu orbit bintang biner yang ditemukan kali ini berjarak 4 jam.

Jadi, jarak antarkeduanya sangat dekat. Para astronom mempercayai, bintang yang berjarak dekat satu sama lain cenderung akan melebur menjadi satu membentuk bintang yang lebih besar.

Astronom memperkirakan, pada masa awalnya, bintang biner ini menyusut, yang mengindikasikan bahwa orbit bintang ini menyusut. Meski demikian, belum diketahui sebab penyusutan tersebut. Salah satu sebab yang mungkin terjadi adalah bintang biner itu sangat aktif.

Saat bintang mulai bergerak mendekat satu sama lain, garis medan magnet terdeformasi. Gaya magnetik memperlambat gerak bintang, memungkinkannya bergerak lebih dekat lagi.

Hasil studi ini dipublikasikan di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.