Saturday, August 11, 2012

Empat Katai Putih Memakan "Bumi"



University of Warwick Planet mengalami ketidakstabilan orbit ketika bintang kehilangan energi, menjadi bintang raksasa merah hingga akhirnya katai putih.


COVENTRY, KOMPAS.com - Studi astronomi terbaru berhasil menemukan empat bintang katai putih yang sedang "memakan" planet serupa Bumi.

Penemuan ini dapat memberi cerminan tentang apa yang akan terjadi pada Tata Surya ketika Matahari mati dalam waktu 5 miliar tahun lagi.

Seiring energi Matahari habis, Matahari mengembang menjadi bintang raksasa merah. Ketika hal ini terjadi, planet seperti Merkurius, Venus dan mungkin Bumi akan "tertelan".

Pada akhirnya, bagian luar dari atmosfer bintang akan melembung membentuk nebula, meninggalkan inti padat, sebuah bintang katai putih.

Nasib planet yang tak tertelan Matahari tak kalah sial. Planet-planet lain akan mengalami ketidakstabilan orbit hingga bisa bertabrakan satu sama lain.

Bisa terjadi, suatu planet pada akhirnya akan mendekati bintang katai putih dan termakan.

Pembuktian

Adanya bintang katai putih yang memakan "Bumi" ditemukan dengan analisis atmosfer bintang tersebut. Boris Gansicke adalah, astrofisikawan dari University of Warwick di Inggris adalah penemunya.

Normalnya, atmosfer bintang katai putih terdiri atas hidrogen, helium dan elemen lain yang relatif ringan. Sebabnya, gravitasi bintang katai putih menarik unsur yang lebih berat ke intinya.

Berdasakan hal tersebut, zat kimia lain yang ada di atmosfer bintang katai putih pasti berasal dari debris yang jatuh ke bintang itu.

Untuk melihat tanda-tanda bahwa bintang katai putih mengkonsumsi planet, Gansicke mengobservasi 80 bintang katai putih dalam sinar ultraviolet dengan Teleskop Hubble.

Astronom menemukan adanya empat bintang yang atmosfernya memiliki oksigen, magnesium, besi, silikon dan sedikit karbon. Elemen tersebut adalah elemen yang diharapkan ditemukan di bintang yang memakan planet.

"Kemelimpahan yang kami temukan hampir sama dengan yang ada di Bumi. Jika Anda menjadikan Bumi debu dan menaruhnya di bintang katai putih, maka komposisi kimianya akan cocok dengan penemuan," kata Gansicke.

Sebuah bintang, bernama PG0843+516, bahkan memiliki kandungan besi lebih banyak dari katai putih lain, juga memiliki kemelimpahan belerang dan nikel. Hal ini menunjukkan bahwa bintang itu tengah melahap inti planet.

"Jika Anda penasaran dengan rupa inti Bumi, itu seperti besi murni dan nikel. Apa yang kami bayangkan adalah melihat sebuah benda yang pada sebelumnya cukup besar untuk memiliki inti besi," ungkap Gansicke seperti dikutip National Geographic, Senin (7/5/2012).

Menurut Gansicke, debu di sekeliling bintang katai putih bisa habis dalam beberapa ribu atau puluh ribu tahun. Namun, adanya potongan planet lain yang jatuh bisa menambah "makanan" yang harus dihabiskan.

Astronom belum bisa memperkirakan berapa fragmen, atau mungkin juga planet, yang tersisa dari proses ini. Belum bisa diperkirakan juga nasib planet-planet yang tak termakan.