Thursday, June 7, 2012

Shabiha,Begundal Pembantai Di Suriah


Pembantaian di Suriah 

Ratusan rakyat Suriah, puluhan di antaranya anak-anak yang tak berdosa, meregang nyawa di kota dan rumah mereka sendiri. Menurut saksi mata, pelakunya adalah tentara Suriah yang dibantu oleh kekuatan para Shabiha, atau begundal yang fanatik pada Bashar al-Ashad.

Siapa itu Shabiha? Dokter Mousab Azzawi yang memiliki klinik di Latakia, kota pelabuhan di Suriah, mengatakan para Shabiha seperti monster. Dia juga mengaku takut berhadapan dengan mereka yang memiliki perawakan tinggi besar, namun berotak udang ini.

"Mereka seperti monster. Ototnya besar, perutnya besar, dengan jenggot yang lebat. Mereka tinggi dan menakutkan, dan menggunakan steroid untuk membesarkan tubuh. Tapi saya harus melayani mereka seperti anak kecil, karena kecerdasan mereka sepertinya rendah," kata Azzawi, dilansir Telegraph.

"Tenaga besar, tapi kecerdasan minim, itulah yang menakutkan-kombinasi antara kekuatan dan fanatisme buta pada rezim," lanjutnya lagi.

Seorang saksi hidup dari pembantaian di kota Houla, dikutip dari al-Arabiya, mengatakan dia tahu betul bahwa penyerang mereka adalah Shabiha dan bukan tentara. Sebab para Shabiha menggunakan sepatu kets putih, bukan boot militer. Sepatu putih inilah yang menjadi sinyal bagi warga untuk segera melarikan diri.

Dalam bahasa Arab, Shabiha berarti "hantu". Setelah bahasanya diserap di Suriah, Shabiha bisa berarti "begundal." Anggota Shabiha kebanyakan berasal dari sekte Alawite, sebuah sekte Syiah yang beranggotakan 12 persen atau sekitar tiga juta dari populasi Suriah. Dari sekte inilah Assad dan keluarganya berasal.

Al-Arabiya menuliskan, sekte Alawite terpisah dari cabang Syiah Islam pada abad ke-9. Setelah runtuhnya Kekhalifahan Ottoman, Alawi menjadi sekte yang kuat di Suriah dan sebagian besar militer berpindah keyakinan ke sekte ini.

Awalnya, Shabiha adalah sebuah klan mafia, mencari uang dengan memeras dan menyelundupkan barang dari Lebanon ke Suriah. Rezim Assad tutup mata dan telinga menanggapi kelakuan Shabiha dan menyuntik dana. Inilah yang membuat kelompok ini berutang besar pada Assad.

Oleh Presiden Hafez al-Assad, ayah Bashar, tahun 1970an para Shabiha dimanfaatkan untuk membuat rakyat Suriah tunduk dan mencuci otak militer demi kelangsungan rezim. Alhasil, Hafez berhasil menjabat selama tiga dekade, dilanjutkan oleh putranya. Kini, tentara Shabiha digunakan Assad untuk menekan warga yang menentang rezim.

BBC menuliskan, kini kelompok ini dipersenjatai oleh Brigade Pertahanan, sebuah unit paramiliter Suriah yang dikomandani oleh adik Hafez, Rifaat. Mohammed, aktivis yang diwawancarai The Guardian, mengatakan bahwa Shabiha berjalan beriringan dengan tentara Suriah di kota Homs saat menggempur warga.

Dia mengatakan, Shabiha memiliki pemimpin dan struktur komando sendiri. Kelompok ini menerima perintah dari seorang tidak dikenal di tempat tersembunyi. "Mereka mengenakan pakaian hitam, dan mengenakan pita kuning di lengannya," kata Mohammed.

Akhir Mei lalu, sebanyak 108 orang di kota Houla dibantai, lebih dari 30 di antaranya anak-anak. Saksi mata mengatakan, pelakunya adalah para Shabiha. Kawanan pembantai ini menembak dari dekat dan menusuk korbannya, tidak peduli wanita dan anak-anak. Peristiwa terbaru terjadi kemarin, di desa Qubair dan Maarzaf, sekitar 20km utara kota Hama. Sebanyak 86 orang tewas, lebih dari 20 anak-anak.

Pemerintahan Assad membantah bahwa mereka yang melakukan hal tersebut. Namun, komunitas internasional tidak termakan alasan Assad. Dewan Keamanan PBB, termasuk China dan Rusia yang sebelumnya mendukung Suriah, mengecam keras. Harapan kini bertumpu pada utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan, untuk menggelar mediasi damai kedua kubu bertikai.

sumber:vivanews.com