Saturday, June 16, 2012

Inilah Penjelasan Ilmiah Tentang Vampir


Ilustrasi Vampir (mirror.co.uk)

Menurut publikasi penelitian pakar antropologi forensik, Matteo Borrini, makam kerangka perempuan yang mati pada wabah abad ke-16 di Venesia, Italia diduga menjadi penguburan vampir tertua yang pernah diketahui. Masih tidak jelas rangka itu memang vampir atau bukan.

Pakar antropologi Italia lainnya skeptis dengan temuan ini. Mereka menilai batu bata itu mungkin hanya ditemukan saja di dekat rahang. Status perempuan ini sebagai vampir masih diragukan. Tapi, kepercayaan mengenai vampir telah menyebar sejak lama di Eropa. Orang-orang telah mengambil langkah untuk mengatasi ancaman itu.

Menurut antropolog, Paul Barber, kisah mengenai vampir telah menjadi legenda rakyat lokal pada setiap budaya. Penulis buku Vampires, Burial, and Death cetakan Penerbit Universitas Yale, Amerika Serikat ini menilai ada beberapa kesamaan mengenai cerita rakyat dengan vampir Eropa.

Penduduk desa menggabungkan ketakutan terhadap kematian dengan kepercayaan terhadap kutukan yang menimpa mereka. Menurut mereka, orang yang baru saja dikubur bertanggung jawab atas kemalangan nasib mereka. "Mayat" ini dituduh bangkit dari kubur dengan tujuan yang jahat.
Proses Pembusukan

Cerita rakyat menawarkan berbagai cara melindungi diri dari serangan vampir. Tapi, ada dua langkah perlindungan dasar.

Pertama, siapkah langkah pencegahan agar orang mati tidak menjadi vampir. Ini biasanya dilakukan ketika seseorang meninggal.

Tidak jarang tubuh digali dalam jangka waktu harian, minggu, atau beberapa bulan setelahnya. Orang-orang akan mencari bukti tubuh telah kembali aktif dalam waktu dekat atau mencoba melarikan diri dari peti matinya.

Menurut Life's Little Mysteries, kadang proses biasa dekomposisi sering dianggap salah sebagai fenomena supranatural. Jika peti mati kedap udara, pembusukan tubuh mungkin melambat beberapa minggu dan bulan.
Dekomposisi usus menyebabkan perut tampak kembung. Ini memompa darah naik ke mulut. Mayat terlihat seperti baru menghisap darah. Tanda-tanda ini keliru dianggap sebagai bukti tuduhan vampir.

Salah satu keyakinan yang menyebar luas yakni menusuk vampir dalam kuburnya. Ide ini dilakukan dengan secara fisik menusukkan vampir ke bumi. Bagian dada dipilih karena itu menjadi batang tubuh, bukan karena ada koneksi simbolis dengan jantung.

Penusukkan tidak harus menggunakan tongkat kayu seperti mitos yang beredar. Vampir seperti juga jin, diyakini takut terhadap benda yang terbuat dari besi logam. Penusukkan dengan besi justru bisa lebih efektif. Cara ini bisa dilihat pada dua kerangka yang ditemukan para arkeolog Bulgaria. Dada kedua rangka itu ditemukan telah dihujam dengan batang besi.

Metode tradisional lain untuk mencegah vampir termasuk dengan menguburkan kembali tubuh. Wajah vampir harus menghadap ke bawah. Kepalanya juga harus dipenggal. Mulut vampir biasanya diisi dengan bawang putih. Batu bata juga bisa digunakan seperti terlihat pada penemuan rangka vampir terkini.

Untuk melawan vampir yang bangkit,  orang zaman dulu akan membawa bawang putih, jimat, dan air suci. Dalam beberapa tradisi, cara terbaik menghentikan vampir dengan membawa sebungkus kecil garam. Jika vampir mengejar, tumpahkan saja garam di belakang tanah Anda melangkah. Menurut redaktur majalah sains Skeptical Inquirer, Benjamin Radford, cara ini diyakini membuat vampir sibuk menghitung dan berhenti mengejar.

Beberapa orang percaya benda berbentuk butiran seperti pasir juga bisa digunakan untuk menangkal kejaran vampir. Garam sering ditempatkan di atas dan sekitar pintu dengan alasan yang sama.
Mirip Gejala Penyakit
Beberapa penyakit dan kelainan juga memiliki ciri yang serupa dengan vampir. Dari rentan terhadap cahaya matahari hingga takut dengan bawang putih dan kaca. Alliumfobia merupakan penyakit ketakutan terhadap tanaman berbau. Rabies juga menimbulkan gejala mirip vampir dengan keinginan menggigit orang lain.

Pada 1985, ilmuwan David Dolphin menemukan penyakit yang mirip mitos vampir. Penyakit kelainan genetika darah ini disebut Porphyria. Penderitanya memiliki keinginan untuk meminum darah manusia untuk meringankan gejala mereka. Tapi, teori ini dinilai hanya kesalahpahaman gejala. Gejala air seni yang berwarna merah malah dinilai salah sebagai ciri peminum darah.  

Salah satu gejala nyata penyakit Porphyria mirip dengan vampir. Penderita sangat sensitif terhadap cahaya. Hanya beberapa menit terkena paparan cahaya matahari, kulit mereka bisa melepuh.

Taring panjang khas vampir juga menjadi gejala penyakit Hypohidrotic ectodermal dysplasia. Menurut Institut Kesehatan Nasional, penyakit langka ini membuat gigi lain tidak ada. Hanya menyisakan taring yang tumbuh meruncing.

sumber:vivanews.com