NASA/Corbis |
Pada 24 Mei 1543, atau tepat 469 tahun lalu,
bapak astronomi modern, Nicolaus Copernicus, wafat di wilayah yang kini
bernama Frombork, Polandia. Ia merupakan peneliti modern Eropa pertama
yang menyatakan jika Matahari adalah pusat tata surya (heliosentris).
Dengan Bumi dan planet-planet lain di dalam tata surya yang sama,
mengitarinya.
Karya terbesar yang pernah dihasilkannya adalah "Six Books Concerning the Revolutions of the Heavenly Orbs," yang dirilis pada tahun yang sama dengan kematiannya. Sebelum karya ini lahir, astronom di Eropa yakin jika Bumi adalah pusat jagat raya. Pandangan ini juga menjadi acuan bagi filsuf-filsuf kuno dan penulis Injil di masa lalu.
Selain memperkirakan periode orbit yang relatif akurat, Copernicus juga berpendapat bahwa Bumi berubah setiap hari pada porosnya. Pergerakan ini akhirnya berdampak pada perubahan musim.
Tidak mudah menerapkan pandangan ini di zamannya karena mengalami banyak pertentangan dengan kaum gereja. Namun, Kardinal dari Capua, Italia, Nicholas Schonberg, sempat mengirim surat berisi ketertarikan pada karya Copernicus.
Disebutkan dalam surat bertanggal 1 November 1536 itu, jika Schonberg ingin tahu mengenai pemikiran Copernicus soal heliosentris dan memintanya membagi pandangan itu kepada para pelajar. Di akhir abad 18, pandangan mengenai Matahari sebagai pusat tata surya pun akhirnya diterima secara universal.
Namun, hingga kematiannya, belum ada kata sepakat di antara para ahli mengenai asal negara Copernicus. Ia memang dilahirkan di Torun, Polandia, pada tahun 1473. Pasca kematian ayah kandungnya, Copernicus dibawa ke Italia untuk belajar. Meski akhirnya kembali ke Polandia, menurut Edward Rosen dalam "Copernicus and His Successors," Copernicus menganggap dirinya orang Jerman. Bahasa yang digunakan sehari-hari pun Jerman, meski diakui ia menguasai bahasa Polandia, Italia, Yunani, dan Latin.
sumber:national geographi
Karya terbesar yang pernah dihasilkannya adalah "Six Books Concerning the Revolutions of the Heavenly Orbs," yang dirilis pada tahun yang sama dengan kematiannya. Sebelum karya ini lahir, astronom di Eropa yakin jika Bumi adalah pusat jagat raya. Pandangan ini juga menjadi acuan bagi filsuf-filsuf kuno dan penulis Injil di masa lalu.
Selain memperkirakan periode orbit yang relatif akurat, Copernicus juga berpendapat bahwa Bumi berubah setiap hari pada porosnya. Pergerakan ini akhirnya berdampak pada perubahan musim.
Tidak mudah menerapkan pandangan ini di zamannya karena mengalami banyak pertentangan dengan kaum gereja. Namun, Kardinal dari Capua, Italia, Nicholas Schonberg, sempat mengirim surat berisi ketertarikan pada karya Copernicus.
Disebutkan dalam surat bertanggal 1 November 1536 itu, jika Schonberg ingin tahu mengenai pemikiran Copernicus soal heliosentris dan memintanya membagi pandangan itu kepada para pelajar. Di akhir abad 18, pandangan mengenai Matahari sebagai pusat tata surya pun akhirnya diterima secara universal.
Namun, hingga kematiannya, belum ada kata sepakat di antara para ahli mengenai asal negara Copernicus. Ia memang dilahirkan di Torun, Polandia, pada tahun 1473. Pasca kematian ayah kandungnya, Copernicus dibawa ke Italia untuk belajar. Meski akhirnya kembali ke Polandia, menurut Edward Rosen dalam "Copernicus and His Successors," Copernicus menganggap dirinya orang Jerman. Bahasa yang digunakan sehari-hari pun Jerman, meski diakui ia menguasai bahasa Polandia, Italia, Yunani, dan Latin.
sumber:national geographi