Seorang guru di sebuah sekolah di Osaka menggunakan anime One Piece
untuk menjelaskan hak-hak sipil dengan cara yang bisa dimengerti oleh
murid-muridnya. Karakter mana yang dipakai oleh sang guru?
Ternyata si Chopper.
Melalui
contoh dari karakter Chopper yang berwujud setengah rusa, Akitoshi
Maekawa menunjukkan bahwa mereka yang telah dikucilkan oleh penampilan
luar mereka dapat tumbuh melalui teman yang dapat diandalkan.
Pak
guru Akitoshi sebenarnya sudah mulai menggunakan One Piece di kelas
"Global Civil Rights" di sekolah menengah atas di Kunijima, Osaka, sejak
bulan Desember 2010. Dia selalu menampilkan karakter Dr. Hiluluk dan
Chopper di layar ruang kelasnya.
Dalam cerita karangan Eiichiro
Oda tersebut, Chopper lahir dengan hidung biru dan dia sering diganggu
oleh rusa-rusa lainnya. Dia menjadi setengah manusia dengan memakan buah
misterius Hito Hito, tapi manusia masih memperlakukannya seperti
binatang dan menembaknya. Kemudian Dr. Hiluluk datang membantu dan
mereka berdua menjadi sahabat baik.
Pak
guru Akitoshi berkata, "Chopper diisolasi untuk waktu yang lama, tapi
dia bisa menjadi temannya Hiluluk, dan ia tumbuh untuk menerima dirinya
sedikit demi sedikit."
Murid-muridnya, yang telah belajar tentang
apartheid di Afrika Selatan dan gerakan hak sipil di Amerika, terkejut
ketika mereka pertama kali menyadari bahwa situasi Chopper tidak jauh
berbeda. Mereka mencatat kesamaannya dengan orang-orang berkulit hitam
yang menghadapi diskriminasi rasial, orang-orang cacat, dan korban
bullying.
Pak guru Akitoshi rupanya tahu kalau belajar dengan
menggunakan cerita anime lebih cepat diserap oleh para murid ketimbang
belajar hanya dari buku sejarah. Tapi tahukah kamu kalau Eiichiro Oda,
sang pencipta One Piece, tidak menyelesaikan kuliahnya alias drop
out?Semoga menambah wawasan kita semua