Elin Yunita Kristanti Kepulan asal Anak Krakatau yang terekam Satelit Terra |
VIVAnews
- Anak Krakatau kembali menggeliat. Ia sempat melontarkan lava pijar
dengan ketinggian 200-300 meter. Getaran tremor pun terus terekam. Pada
Minggu 2 September 2012, status gunung itu ditingkatkan menjadi Waspada.
Tak hanya dipantau lekat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas Anak Krakatau tak lepas dari pengamatan dua satelit Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang mengorbit di atas Bumi: Earth Observing-1 (EO-1) dan Terra. http://duniakaomao.blogspot.com/
"Meski sebagian besar Krakatau menghilang dalam sebuah letusan raksasa tahun 1883 lalu, ia hidup kembali sebagai Anak Krakatau," demikian laporan yang dimuat dalam laman Earth Observatory di situs NASA.
Anak Krakatau muncul dari dalam lautan Selat Sunda pada 1927 lalu, dan terus meletus secara sporadis sejak saat itu. Ia sedang bertumbuh, terus mendekati ukuran induknya yang hancur berkeping.
Dan, awal September 2012, ia mulai "batuk". Beberapa kali Anak Krakatau menyemburkan lava dan abu, disertai tremor vulkanik.
Instrumen Advanced Land Imager (ALI) pada Satelit Earth Observing-1 (EO-1) merekam aktivitas Anak Krakatau pada Selasa 4 September 2012 pagi waktu setempat.
Tak hanya dipantau lekat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas Anak Krakatau tak lepas dari pengamatan dua satelit Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang mengorbit di atas Bumi: Earth Observing-1 (EO-1) dan Terra. http://duniakaomao.blogspot.com/
"Meski sebagian besar Krakatau menghilang dalam sebuah letusan raksasa tahun 1883 lalu, ia hidup kembali sebagai Anak Krakatau," demikian laporan yang dimuat dalam laman Earth Observatory di situs NASA.
Anak Krakatau muncul dari dalam lautan Selat Sunda pada 1927 lalu, dan terus meletus secara sporadis sejak saat itu. Ia sedang bertumbuh, terus mendekati ukuran induknya yang hancur berkeping.
Dan, awal September 2012, ia mulai "batuk". Beberapa kali Anak Krakatau menyemburkan lava dan abu, disertai tremor vulkanik.
Instrumen Advanced Land Imager (ALI) pada Satelit Earth Observing-1 (EO-1) merekam aktivitas Anak Krakatau pada Selasa 4 September 2012 pagi waktu setempat.
Citra
satelit alam menunjukkan, aliran lava segar turun dari sisi tenggara
Anak Krakatau. Aliran lava turun hingga perairan di dekatnya,
memperpanjang garis pantai hingga 100 meter. http://astrounika.blogspot.com/
Foto satelit itu juga memberi gambaran, partikel cair dan padat yang disemburkan gunung berapi itu, diduga membantu pembentukan awan yang melawan arah angin. http://duniakaomao.blogspot.com/
Foto satelit itu juga memberi gambaran, partikel cair dan padat yang disemburkan gunung berapi itu, diduga membantu pembentukan awan yang melawan arah angin. http://duniakaomao.blogspot.com/
Sementara, Satelit Terra merekam kepulan besar abu yang disemburkan Anak Krakatau pada 3 September 2012.
http://astrounika.blogspot.com/
Meski terbiasa dengan semburan dan goncangan Anak Krakatau, erupsi yang terjadi Minggu petang lalu dirasa tak biasa oleh warga yang menghuni pulau di sekitarnya. "Warga ada yang kaget karena semburannya besar, hingga 500 meter. Padahal kami sudah terbiasa dengan letusan dan goncangan Anak Krakatau," kata Chandra, warga Sebesi kepada VIVAnews. Sebagian warga menduga, bakal terjadi tsunami. Isu yang lantas dibantah oleh PVMBG. (adi)
http://astrounika.blogspot.com/
Meski terbiasa dengan semburan dan goncangan Anak Krakatau, erupsi yang terjadi Minggu petang lalu dirasa tak biasa oleh warga yang menghuni pulau di sekitarnya. "Warga ada yang kaget karena semburannya besar, hingga 500 meter. Padahal kami sudah terbiasa dengan letusan dan goncangan Anak Krakatau," kata Chandra, warga Sebesi kepada VIVAnews. Sebagian warga menduga, bakal terjadi tsunami. Isu yang lantas dibantah oleh PVMBG. (adi)
vivanews.co.id
Read more: http://astrounika.blogspot.com/2012/09/dahsyatnya-semburan-anak-krakatau-dari.html#ixzz25kdw4DOv