
Mungkin
teman-teman pernah membaca kisah mengenai makhluk yang satu ini di
beberapa majalah maupun surat kabar, karena lumayan banyak yang sudah
mengulasnya. Orang pendek ialah nama yang diberikan kepada seekor
binatang (manusia?) yang sudah dilihat banyak orang selama ratusan tahun
yang kerap muncul di sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera.
Walaupun tak sedikit orang yang pernah melihatnya, keberadaan orang
pendek hingga sekarang masih merupakan teka-teki. Tidak ada seorangpun
yang tahu, sebenarnya makhluk jenis apakah yang sering disebut sebagai
orang pendek itu. Tidak pernah ada laporan yang mengabarkan bahwa
seseorang pernah menangkap atau bahkan menemukan jasad makhluk ini,
namun hal itu berbanding terbalik dengan banyaknya laporan dari beberapa
orang yang mengatakan pernah melihat makhluk tersebut. Sekedar
informasi, Orang pendek ini masuk kedalam salah satu studi Cryptozoolgy,
begitulah yang saya dapatkan dari beberapa sumber. Ekspediasi pencarian
Orang Pendek sudah beberapa kali di lakukan di Kawasan Kerinci, Salah
satunya adalah ekspedisi yang didanai oleh National Geographic Society.
National Geographic sangat tertarik mengenai legenda Orang Pendek di
Sumatera, beberapa peneliti telah mereka kirimkan kesana untuk melakukan
penelitian mengenai makhluk tersebut.
Sejauh ini, para saksi
yang mengaku pernah melihat Orang Pendek menggambarkan tubuh fisiknya
sebagai makhluk yang berjalan tegap (berjalan dengan dua kaki) tinggi
sekitar satu meter (diantara 85 cm hingga 130 cm) dan memiliki banyak
bulu diseluruh badan. Bahkan tak sedkit pula yang menggambarkannya
dengan membawa berbagai macam peralatan berburu, seperti semacam tombak.
Keberadaan Orang Pendek sudah terlalu lama terdengar sejak berabad-abad
lalu, sehingga hal itu menjadikannya sebagai salah satu legenda
masyarakat disana. Dari ekspedisi yang beberapa kali di lakukan, umumnya
ada suatu studi kasus mengenai klasifikasi pembagian saksi mata.
Pertama saksi dari suku anak dalam, yaitu sekelompok orang yang tinggal
disekitar areal Taman Nasional. Kemudian ada beberapa kelompok saksi
mata dari orang desa lokal, kemudian beberapa kesaksian dari warga
pendatang (Belanda) pada awal abad ke-20.

Legenda
Mengenai Orang Pendek sudah secara turun temurun dikisahkan di dalam
kebudayaan masyarakat Suku anak dalam. Mungkin bisa dibilang, Suku anak
dalam sudah terlalu lama berbagi tempat dengan para Orang Pendek di
kawasan tersebut. Walaupun demikian, jalinan sosial diantara mereka
tidak pernah ada. Sejak dahulu suku anak dalam bahkan tidak pernah
menjalin kontak langsung dengan makhluk-makhluk ini, mereka memang
sering terlihat, namun tak pernah sekalipun warga dari suku anak dalam
dapat mendekatinya. Ada suatu kisah mengenai keputus asaan para suku
anak dalam yang mencoba mencari tahu identitas dari makhluk-makhluk ini,
mereka hendak menangkapnya namun selalu gagal. Pencarian lokasi dimana
mereka membangun komunitas mereka di kawasan Taman Nasioanal juga pernah
dilakukan, namun juga tidak pernah ditemukan.
Awal tahun
1900-an, dimana saat itu Indonesia masih merupakan jajahan Belanda, tak
sedikit pula laporan datang dari para WNA. Namun yang paling terkenal
adalah Kesaksian Mr. Van Heerwarden di tahun 1923. Mr. Van Heerwarden
adalah seorang zoologiest, dan disekitar tahun itu ia sedang melakukan
penelitian di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.
Pada suatu
catatan kisahnya, ia menuliskan mengenai pertemuannya dengan beberapa
makhluk gelap dengan banyak bulu di badan. Tinggi tubuh mereka ia
gambarkan setinggi anak kecil berusia 3-4 tahun, namun dengan bentuk
wajah yang lebih tua dan dengan rambut hitam sebahu. Mr. Heerwarden
sadar mereka bukan sejenis siamang maupun perimata lainnya. Ia tahu
makhluk-makhluk itu menyadari keberadaan dirinya saat itu, sehingga
mereka berlari menghindar. Satu hal yang membuat Mr. Heerwarden tak
habis pikir, semua makhluk itu memiliki persenjataan berbentuk tombak
dan mereka berjalan tegak. Semenjak itu, Mr. Heerwarden terus berusaha
mencari tahu makhluk tersebut, namun usahanya selalu tidak berbuah
hasil.

Sumber-sumber
dari para saksi memang sangat dibutuhkan bagi para peneliti yang
didanai oleh National Gographic Society untuk mencari tahu keberadaan
Orang Pendek. Dua orang peneliti dari Inggris, Debbie Martyr dan Jeremy
Holden sudah lama mengabadikan dirinya untuk terus menerus melakukan
ekspedisi terhadap eksistensi Orang Pendek. Namun, sejak pertama kali
mereka datang ke Taman Nasional Kerinci di tahun 1990, sejauh ini hasil
yang didapat masih jauh dari kata memuaskan. Lain dengan peneliti
lainnya, Debbie dan Jeremy datang ke Indonesia dengan dibiayai oleh
Organisasi Flora dan Fauna Internasional (http://fauna-flora.org).
Dalam ekspedisi yang dinamakan "Project Orang Pendek" ini, mereka
terlibat penelitian panjang disana. Secara sistematik, usaha-usaha yang
mereka lakukan dalam ekspedisi ini antara lain adalah pengumpulan
informasi dari beberapa saksi mata untuk mengetahui lokasi-lokasi di
mana mereka sering dikabarkan muncul. Kemudian ada metode menjebak pada
suatu tempat dimana disana terdapat beberapa kamera yang selalu siap
untuk menangkap aktivitas mereka. Rasa putus asa dan frustasi selalu
menghinggap di diri mereka ketika hasil ekspedisi selama ini belum
mendapat hasil yang memuaskan.
Hubungan Kekerabatan Yang Hilang
Beberapa
pakar Cryptozoology mengatakan bahwa Orang Pendek mungkin memiliki
hubungan yang hilang dengan manusia. Apakah mereka merupakan sisa-sisa
dari genus Australopithecus?
Banyak
Paleontologiest mengatakan bahwa jika anggota Australopithecus masih
ada yang bertahan hidup hingga hari ini, maka mereka lebih suka
digambarkan sebagai seekor siamang. Pertanyaan mengenai identitas Orang
Pendek yang banyak dikaitkan dengan genus Australopitechus ini sedikit
pudar dengan ditemukannya fosil dari beberapa spesies manusia kerdil di
Flores beberapa waktu yang lalu. Fosil manusia-manusia kerdil "Hobbit"
berjalan tegak inilah yang kemudian disebut sebagai
Homo Floresiensis.
Ciri-ciri fisik spesies ini sangat mirip dengan penggambaran mengenai
Orang Pendek, dimana mereka memiliki tinggi badan tidak lebih dari satu
seperempat meter, berjalan tegak dengan dua kaki dan telah dapat
mengembangkan perkakas/alat berburu sederhana serta telah mampu
menciptakan api. Homo Floresiensis diperkirakan hidup diantara 35000 -
18000 tahun yang lalu.
Apakah Orang Pendek benar-benar merupakan
sisa-sisa dari Homo Floresiensis yang masih dapat bertahan hidup? Secara
jujur, para peneliti belum dapat menjawabnya.
Peneliti mengetahui
bahwa setiap saksi mata yang berhasil mereka temui mengatakan lebih
mempercayai Orang Pendek sebagai seekor binatang. Debbie Martyr dan
Jeremy Holden, juga mempertahankan pendapat mereka bahwa Orang Pendek
adalah seekor siamang luar biasa dan bukan hominid.
sumber :http://yasirmaster.blogspot.com/2008/06/orang-pendek.html