Jakarta, Sensasi
merinding saat kencing sering dialami kaum lelaki, terutama setelah
agak lama menahan kencing. Beberapa teori bisa menjelaskan mengapa
hanya laki-laki yang mengalaminya, salah satunya berhubungan dengan
perubahan tekanan darah.
"Sebenarnya tidak ada yang tahu pasti
apa yang memicu sensasi merinding tersebut," kata Dr Anish Sheth,
ilmuwan yang juga mantan direktur program motilitas gastrointestinal di
Yale Medical School, seperti dikutip dari MSNBC, Selasa (10/4/2012).
Meski demikian, Dr Sheth mengungkap ada beberapa petunjuk yang bisa dipakai untuk mengungkap misteri di balik fenomena ini. Beberapa petunjuk tersebut menjelaskan mengapa lebih banyak laki-laki yang mengalaminya, serta apa hubungannya dengan naluri untuk mempertahankan diri dari ancaman musuh.
Petunjuk pertama adalah bahwa sensasi ini umumnya terjadi ketika benar-benar sedang kebelet, lalu volume kencing yang dikeluarkan lebih banyak dari biasanya. Sensasi ini menjadi semacam sinyal rasa lega yang terluapkan setelah beberapa lama menahan kencing.
Dr Sheth menduga rasa meninding sangat berhubungan dengan saraf parasimpatis, yang memang berfungsi mengatur hasrat buang air kecil. Saat kebelet, saraf ini memicu peningkatan tekanan darah yang kemudian turun lagi ketika kandung kemih sudah dikosongkan.
Perubahan tekanan darah secara mendadak inilah yang diyakini memicu sensasi merinding. Apalagi sensasi ini lebih banyak dialami laki-laki yang kalau kencing berdiri, mengingat posisi berdiri membuat saraf parasimpatis lebih aktif dibandingkan saat jongkok.
Petunjuk lainnya adalah bahwa fenomena merinding ini lebih sering terjadi saat kencing di toilet umum. Bisa jadi karena di toilet umum harus antre sehingga lebih lama menahan kencing, namun ada juga anggapan bahwa hal ini berhubungan dengan naluri untuk mempertahankan diri.
Saat kencing di toilet pribadi, seorang laki-laki cenderung lebih tenang dan tidak mengalami sensasi yang aneh-aneh. Sensasi merinding lebih sering terjadi ketika kencing di tempat umum, sehingga diyakini sebagai sinyal untuk selalu waspada karena tempat itu tidak aman dan musuh bisa menyerang kapan saja.
Meski demikian, Dr Sheth mengungkap ada beberapa petunjuk yang bisa dipakai untuk mengungkap misteri di balik fenomena ini. Beberapa petunjuk tersebut menjelaskan mengapa lebih banyak laki-laki yang mengalaminya, serta apa hubungannya dengan naluri untuk mempertahankan diri dari ancaman musuh.
Petunjuk pertama adalah bahwa sensasi ini umumnya terjadi ketika benar-benar sedang kebelet, lalu volume kencing yang dikeluarkan lebih banyak dari biasanya. Sensasi ini menjadi semacam sinyal rasa lega yang terluapkan setelah beberapa lama menahan kencing.
Dr Sheth menduga rasa meninding sangat berhubungan dengan saraf parasimpatis, yang memang berfungsi mengatur hasrat buang air kecil. Saat kebelet, saraf ini memicu peningkatan tekanan darah yang kemudian turun lagi ketika kandung kemih sudah dikosongkan.
Perubahan tekanan darah secara mendadak inilah yang diyakini memicu sensasi merinding. Apalagi sensasi ini lebih banyak dialami laki-laki yang kalau kencing berdiri, mengingat posisi berdiri membuat saraf parasimpatis lebih aktif dibandingkan saat jongkok.
Petunjuk lainnya adalah bahwa fenomena merinding ini lebih sering terjadi saat kencing di toilet umum. Bisa jadi karena di toilet umum harus antre sehingga lebih lama menahan kencing, namun ada juga anggapan bahwa hal ini berhubungan dengan naluri untuk mempertahankan diri.
Saat kencing di toilet pribadi, seorang laki-laki cenderung lebih tenang dan tidak mengalami sensasi yang aneh-aneh. Sensasi merinding lebih sering terjadi ketika kencing di tempat umum, sehingga diyakini sebagai sinyal untuk selalu waspada karena tempat itu tidak aman dan musuh bisa menyerang kapan saja.
Sumber : detikHealth