VIVAnews -
Para astronot telah berjalan-jalan di luar angkasa. Tapi, mereka tidak
bisa mencium bau luar angkasa. Bagian dalam baju luar angkasanya hanya
tercium plastik.
Mereka tidak bisa mencium udara di luar karena tidak boleh mencopot helm penyokong napas di ruang hampa udara. Tapi, ketika kembali ke stasiun antariksa dan membuka helm, astronot mencium aroma kuat yang aneh. Bau ini melekat pada baju, helm, sarung tangan, dan peralatannya.
Bau dari ruang hampir hampa udara ini diduga salah satunya berasal dari atom oksigen. Partikel menempel ini memiliki aroma menyengat seperti steak, logam panas, dan asap las.
NASA mempekerjakan ahli kimia, Steven Pearce untuk menciptakan bau luar angkasa di bumi. Ini untuk melatih astronot. Menurut Pearce, aspek aroma metalik ini berasal dari energi tinggi getaran ion.
"Ini bukan bau yang saya pernah cium sebelumnya. Tapi, saya tidak bisa melupakannya," ujar astronot NASA, Kevin Ford ketika berada di orbit pada 2009.
Kendati berkesan, para astronot tetap tidak suka baunya yang menyengat. Astronot Don Pettit menggambarkannya di blog NASA setelah menjalankan misi 2003.
"Susah mendeskripsikannya. Ini sudah pasti bukan bau yang biasa dicium. Seperti menggambarkan sensasi makanan baru yang "terasa seperti ayam". Cara terbaik menggambarkannya yakni seperti sensasi metalik manis," tuturnya.
Mereka tidak bisa mencium udara di luar karena tidak boleh mencopot helm penyokong napas di ruang hampa udara. Tapi, ketika kembali ke stasiun antariksa dan membuka helm, astronot mencium aroma kuat yang aneh. Bau ini melekat pada baju, helm, sarung tangan, dan peralatannya.
Bau dari ruang hampir hampa udara ini diduga salah satunya berasal dari atom oksigen. Partikel menempel ini memiliki aroma menyengat seperti steak, logam panas, dan asap las.
NASA mempekerjakan ahli kimia, Steven Pearce untuk menciptakan bau luar angkasa di bumi. Ini untuk melatih astronot. Menurut Pearce, aspek aroma metalik ini berasal dari energi tinggi getaran ion.
"Ini bukan bau yang saya pernah cium sebelumnya. Tapi, saya tidak bisa melupakannya," ujar astronot NASA, Kevin Ford ketika berada di orbit pada 2009.
Kendati berkesan, para astronot tetap tidak suka baunya yang menyengat. Astronot Don Pettit menggambarkannya di blog NASA setelah menjalankan misi 2003.
"Susah mendeskripsikannya. Ini sudah pasti bukan bau yang biasa dicium. Seperti menggambarkan sensasi makanan baru yang "terasa seperti ayam". Cara terbaik menggambarkannya yakni seperti sensasi metalik manis," tuturnya.
"Ini mengingatkan saya
pada masa musim panas saat kuliah. Ketika itu saya bekerja berjam-jam
dengan obor las untuk memperbaiki peralatan berat. Ini mengingatkan saya
pada bau menyenangkan dari asap las yang manis. Inilah bau luar
angkasa," tulisnya seperti dilansir dari Life's Little Mysteries.
Berbeda dengan di luar angkasa, bau interior Stasiun Antariksa Internasional (ISS) biasa saja.
"Stasiun antariksa beraroma seperti ruang laboratorium toko mesin. Ketika Anda sedang memasak makan malam dan Anda merobek kantong semur atau yang lainnya, Anda dapat mencium daging panggang kecil," urai Pettit yang baru kembali dari misi enam bulan di ISS kepada Space.com.
Berbeda dengan di luar angkasa, bau interior Stasiun Antariksa Internasional (ISS) biasa saja.
"Stasiun antariksa beraroma seperti ruang laboratorium toko mesin. Ketika Anda sedang memasak makan malam dan Anda merobek kantong semur atau yang lainnya, Anda dapat mencium daging panggang kecil," urai Pettit yang baru kembali dari misi enam bulan di ISS kepada Space.com.