Nabi Ishaq As merupakan putra kedua nabi Ibrahim as. Nabi Ishaq As diutus untuk bangsa Kana'an di wilayah Al-Khalil Palestina.
Al-Qur'an al-Karim hanya menyebutkan sekilas tentang kisah Nabi Ishaq As.
Kelahiran nabi ini membawa suatu kejadian yang luar biasa di mana para
malaikat menyampaikan berita gembira tentang kelahirannya. Kelahirannya
terjadi setelah beberapa tahun dari kelahirannya Nabi Ismail,
saudaranya.
Hati Sarah sangat senang dengan kelahiran Ishak dan
kelahiran putranya Yakub as. Tetapi kita tidak mengetahui bagaimana
kehidupan Nabi Ishaq As dan bagaimana kaumnya bersikap
padanya. Yang kita ketahui hanya, bahwa Allah SWT memujinya sebagai
seorang nabi dari orang-orang yang saleh.
Adapun Yakub, ia adalah
Nabi pertama yang berasal dari sulbinya. Beliau adalah Yakub bin Ishak
bin Ibrahim. Namanya adalah Israil ia adalah seorang Nabi yang diutus
bagi kaumnya. Allah SWT menyebutkan tiga bagian dari kisahnya.
Berita
gembira tentang kelahirannya disampaikan oleh para malaikat kepada
kakeknya Ibrahim dan Sarah neneknya. Allah SWT juga menyebutkan
wasiatnya saat ia meninggal. Dan Allah SWT akan menyebutkannya setelah
itu —tanpa mengisyaratkan namanya— dalam kisah Nabi Yusuf. Melalui
wasiatnya tersebut, kita dapat mengetahui tingkat ketakwaannya.
Kita
mengetahui bahwa kematian adalah suatu bencana yang akan menghancurkan
manusia sehingga karenanya manusia menjadi lupa terhadap namanya dan ia
hanya ingat terhadap penderitaan dan kesusahannya, tetapi Nabi Yakub
tidak lupa saat ia menjemput kematian untuk berdoa kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
"Adakah
hamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia
berkata kepada anak-anaknya: 'Apa yang kamu sembah sepeninggalku?'
Mereka menjawab: 'Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek mayangmu,
Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya
tunduk kepada-Nya. " (QS. al-Baqarah: 133)
Peristiwa ini yang
terjadi antara Nabi Yakub dan anak-anaknya di saat menjelang kematian
adalah peristiwa yang sangat besar. Kita di hadapan seseorang yang
menghadapi sakaratul maut. Apakah masalah yang menyibukkan pikirannya di
saat sakaratul maut? Apakah pikiran-pikiran yang selalu mengganggunya
saat sakaratul maut? Apakah perkara penting yang harus disampaikannya
sehingga hatinya menjadi tenang sebelum kematiannya? Apakah warisan yang
ingin ditinggalkannya kepada anak-anaknya dan cucu-cucunya? Apakah
sesuatu yang ingin disampaikannya sebelum kematiannya yang dapat
menjamin keselamatan manusia?
Anda akan menemukan jawaban dari
semua pertanyaan itu saat beliau bertanya: "Apa yang kalian sembah
sepeninggalku?" Pertanyaan itulah yang sangat merisaukan beliau saat
menghadapi sakaratul maut. Yaitu masalah keimanan kepada Allah SWT. la
adalah masalah satu-satunya dan ia merupakan warisan hakiki. Anak-anak
Israil menjawab: "Kami menyembah Tuhanmu dan Tuhan ayah-ayahmu Ibrahim,
Ismail, dan Ishak. Yaitu Tuhan yang Maha Esa dan kami akan berserah diri
pada-Nya."
Telah terdapat dalil yang kuat yang menunjukkan bahwa
mereka diutus untuk menyebarkan Islam. Jika mereka (anak-anak Israil)
keluar dari Islam, maka mereka berarti keluar dari rahmat Allah SWT dan
jika mereka tetap mempertahankannya, maka mereka akan mendapatkan
rahmat.
Yakub meninggal dan ia bertanya kepada anak-anaknya
tentang Islam, di mana ia merasa tenang atas akidah mereka. Sebelum
kematiannya, ia mendapatkan ujian berat berkenaan dengan anaknya Yusuf.
Yusuf adalah seorang Nabi seperti Yakub di mana Allah SWT mengutusnya
pada penduduk Mesir.