Nabi Shaleh as diutus untuk kaum Tsamud. Kisahnya disebut dalam 72 ayat Al Quran. Mukjizat terkenal dari nabi Shaleh as adalah lahirnya unta betina dari celah batu dengan ijin Allah.
Berlalulah
hari demi hari. Lahirlah sebagian pria dan matilah sebagian yang lain.
Setelah kaum 'Ad, datanglah kaum Tsamud. Lagi-lagi azab berulang kepada
kaum Tsamud dalam bentuk yang lain. Kaum Tsamud juga menyembah berhala
kemudian Allah SWT mengutus Nabi Shaleh As kepada mereka. Nabi Shaleh As berkata kepada kaumnya:
"Wahai kaumku, sembahlah Allah yang tiada Tuhan lain bagi kalian selain-Nya. " (QS. Hud: 61)
Kalimat
yang sama yang disampaikan oleh setiap nabi, dan kalimat tersebut tidak
pernah berubah sebagaimana kebenaran tidak pernah berubah. Para
pembesar kaum Nabi Shaleh As terkejut dengan apa yang
dikatakannya. Beliau menyatakan bahwa tuhan mereka tidak memiliki nilai
yang berarti. Beliau melarang mereka untuk menyembahnya dan
memerintahkan mereka hanya menyembah Allah SWT.
Dakwah Nabi Shaleh As cukup menggoncangkan masyarakat. Nabi Shaleh As
terkenal dengan kejujuran dan kebaikan. Kaumnya sangat menghormatinya
sebelum Allah SWT mengutusnya dan memberikan wahyu padanya untuk
berdakwah kepada mereka. Kaum Nabi Saleh berkata:
"Hai Saleh,
sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami
harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah
oleh bapak-bapak kami? Dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan
yang mengelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami. " (QS.
Hud: 62)
Renungkanlah bagaimana pandangan orang-orang kafir dari kaum Nabi Shaleh As
: "Sesungguhnya engkau sangat kami harapkan karena kaluasan ilmumu,
kematangan akalmu, kejujuranmu dan kebaikanmu. Kemudian hilanglah
harapan kami terhadapmu. Apakah engkau akan melarang kami untuk
menyembah apa yang disembah oleh kakek-kakek kami. Alangkah celakanya!
Kami tidak berharap engkau mencela tuhan-tuhan kami yang kami mendapati
orang tua-orang tua kami menyembahnya."
Demikianlah kaum Nabi Shaleh As merasa bingung di hadapan kebenaran dan mereka heran terhadap saudara mereka Nabi Shaleh As
yang mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT. Mengapa? Karena mereka
tidak memiliki alasan dan pemikiran yang benar. Mereka hanya beralasan
bahwa kakek-kakek mereka menyembah tuhan-tuhan ini. Demikianlah taklid
yang menyebabkan manusia ter-jerumus dalam kesesatan. Dan Nabi datang
untuk menghilangkan taklid buta ini. Akidah tauhid disebarkan sebagai
dakwah untuk membebaskan pikiran dari segala belenggu, yaitu suatu
dakwah yang membebaskan akal manusia dari belenggu taklid, khurafat
orang-orang dulu, dan khayalan tradisi yang mapan. Inilah dakwah tauhid
yang menyuarakan kebebasan akal dan segala bentuk kebebasan lainnya.
Dakwah
tersebut tidak akan ditentang kecuali oleh orang-orang yang akalnya
terpasung oleh pemikiran orang-orang dulu dan khayalan orang-orang tua.
Meskipun dakwah Nabi Shaleh As disampaikan dengan penuh
ketulusan, namun kaumnya tidak mempercayainya. Mereka justru meragukan
dakwahnya. Mereka mengira bahwa Nabi Shaleh As tersihir. Mereka
meminta kepadanya agar ia mendatangkan mukjizat ynag membuktikan bahwa
ia memang utusan Allah SWT. Allah SWT berkehendak untuk mengabulkan
permintaan mereka. Kaum Tsamud mengukir rumah-rumah besar dari gunung.
Mereka menggunakan batu-batu besar untuk membangun. Mereka adalah
orang-orang yang kuat yang Allah SWT membuka pintu rezeki bagi mereka
dari segala hal. Mereka datang setelah kaum 'Ad lalu mereka tinggal di
bumi dan memakmurkannya. Nabi Shaleh As berkata kepada kaumnya ketika mereka meminta mukjizat kepadanya:
"Hai
kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang
menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia, makan di bumi
Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang
akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat." (QS. Hud: 64)
Yang
dimaksud ayat dalam surah tersebut adalah mukjizat. Diriwayatkan bahwa
unta itu merupakan mukjizat karena batu gunung pada suatu hari terpecah
dan keluar darinya unta, dan keluar di belakangnya anaknya yang kecil.
la lahir melalui cara yang tidak umum dalam proses kelahiran.
Diriwayatkan juga bahwa ia merupakan mukjizat karena ia minum air yang
terdapat di sumur-sumur pada suatu hari lalu binatang-binatang yang lain
tidak berani mendekati air itu pada hari tersebut. Ada riwayat lain
mengatakan bahwa ia merupakan mukjizat karena ia mengeluarkan susu yang
mencukupi untuk dipakai minum oleh seluruh manusia di hari di mana ia
minum seluruh air sehingga tidak ada sedikit pun yang tersisa darinya.
Unta ini merupakan mukjizat di mana Allah SWT menyifatinya dengan
sebutan: "naqatullah" (unta Allah). Itu berarti bahwa unta tersebut
bukan unta biasa, namun ia merupakkan mukjizat dari Allah SWT. Allah SWT
menurunkan perintah kepada Nabi Shaleh As agar beliau melarang
kaumnya untuk mengganggunya atau membunuhnya. Beliau memerintahkan
mereka untuk membiarkannya, makan di bumi Allah SWT dan tidak
menyakitinya. Beliau mengingatkan mereka bahwa ketika mereka mencoba
untuk mengganggunya, maka mereka akan mendapatkan siksaan dalam waktu
dekat.
Mula-mula kaum Tsamud sangat terheran-heran ketika melihat
unta lahir dari batu-batuan gunung. Ia adalah unta yang diberkati di
mana susunya cukup untuk ribuan laki-laki, wanita, dan anak-anak kecil.
Jika unta itu tidur di suatu tempat, maka binatang-binatang lain akan
menyingkir darinya. Jelas sekali ia bukan unta biasa, namun ia merupakan
tanda-tanda kebesaran dari Allah SWT. Unta itu hidup di tengah-tengah
kaum Nabi Shaleh As. Berimanlah orang-orang yang beriman di
antara mereka dan sebagian besar mereka tetap berada dalam penentangan
dan kekafiran. Kebencian terhadap Nabi Saleh berubah menjadi kebencian
kepada unta yang diberkati itu. Mulailah mereka membikin persekongkolan
untuk melawan unta itu. Orang-orang kafir sangat membenci mukjizat yang
agung ini dan mereka membuat rencana jahat untuk melenyapkannya.
Sebagaimana biasanya, para tokoh-tokoh kaumnya berkumpul untuk membuat,
makar. Allah SWT berfirman:
"Dan (Kami telah mengutus) kepada
kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata: 'Hat kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah
datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini
menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan
janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apa pun, (yang karenanya)
kamu akan ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan
menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Ad
dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di
tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk
dijadikan rumah;, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan. Pemuka-pemuka yang
menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang
dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: 'Tahukah kamu bahwa
Saleh diutus (menjadi rasul) oleh Tuhannya ?' Mereka menjawab:
'Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu yang Saleh diutus untuk
menyampaikannya.' Orang-orang yang menyombongkan diri berkata:
'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu
imani itu." (QS. al-AVaf: 73-76)
Nabi Shaleh As
menyeru kaumnya dengan penuh kasih sayang dan cinta. Beliau mengajak
mereka untuk hanya menyembah Allah SWT dan mengingatkan mereka bahwa
Allah SWT telah mengeluarkan mukjizat bagi mereka, yaitu unta. Mukjizat
itu sebagai bukti akan kebenaran dakwahnya. Beliau memohon kepada mereka
agar mereka membiarkan unta itu memakan dari hasil bumi, dan setiap
bumi adalah bumi Allah SWT. Beliau juga mengingatkan mereka agar jangan
sampai mengganggunya karena yang demikian itu dikhawatirkan akan
mendatangkan azab bagi mereka. Bahkan beliau mengingatkan mereka dengan
nikmat-nikmat Allah SWT yang turun kepada mereka: "Bagaimana Dia
menjadikan mereka penguasa-penguasa yang datang setelah kaum 'Ad,
bagaimana Dia memberi mereka istana dan gunung-gunung yang terukir serta
berbagai kenikmatan dan kekuatan."
Demikianlah yang dilakukan oleh Nabi Shaleh As
namun kaumnya justru menjawabnya dengan jawaban yang aneh. Mereka tidak
menghiraukan nasihat Nabi mereka. Mereka menemui orang-orang yang
beriman kepada Nabi Shaleh As. Mereka bertanya dengan pertanyaan
yang tujuan untuk merendahkan dan mengejek: "Apakah kalian mengetahui
bahwa Saleh seseorang yang diutus dari Tuhannya?" Pertanyaan ini tidak
pantas dikemukakan setelah mereka melihat mukjizat unta. Alhasil, mereka
merendahkan pengikut Nabi Saleh dan mengejeknya.
Sekelompok kecil yang beriman kepada Nabi Shaleh As
berkata: "Sesungguhnya kami percaya dengan apa yang dibawa oleh Nabi
Saleh." Perhatikanlah jawaban orang-orang mukmin. Jawaban tersebut
sangat bertentangan dengan jawaban para pembesar dari kaum Nabi Saleh.
Para pembesar itu justru meragukan kenabian Saleh sedangkan orang-orang
mukmin itu menegaskan kepercayaan mereka terhadap kebenaran yang dibawa
oleh Nabi Shaleh As.
Kebenaran yang dibawa oleh Nabi Shaleh As
tidak berhubungan dengan unta itu, namun berhubungan dengan dakwahnya
dan ajarannya. Mereka mengatakan: "Kami mengimani apa yang dibawa oleh Nabi Shaleh As,"
dan mereka tidak mengatakan: "Kami beriman kepada untanya." Mereka
tidak mengatakan bahwa unta itu yang menetapkan kenabian Saleh.
Orang-orang mukmin lebih memperhatikan kebenaran ajaran yang dibawa
oleh Nabi Shaleh As, bukan memperhatikan mukjizat yang luar biasa
itu. Melalui dialog tersebut kita dapat melihat sikap orang-orang kafir
di mana mereka justru merasa mulia dengan penentangan terhadap
kebenaran: "Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: 'Sesungguhnya
kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu. "
Demikianlah
penghinaan mereka, kesombongan mereka, dan kemarahan mereka.
Rasa-rasanya sia-sia untuk mencari dalil yang dapat memuaskan
orang-orang kafir saat berdialog dengan mereka. Mereka selalu menolak
kebenaran, padahal mereka orang-orang yang merdeka dalam memilih
kebenaran itu.
Malam mulai menyelimuti kota Tsamud. Gunung-gunung
yang kokoh menjulang dan melindungi rumah-rumah yang terukir di
dalamnya. Dinyalakanlah lampu-lampu dalam istana yang terukir di gunung
itu. Gelas-gelas minuman diputarkan di antara mereka. Tidak ada seorang
pun dari tokoh-tokoh kaum yang tidak hadir dipertemuan penting itu.
Dimulailah pertemuan dan terjadilah dialog. Salah seorang kaflr
berkata:
"Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia
(biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar dalam
keadaan sesat dan gila. " (QS. al-Qamar: 24)
Sementara yang lain menjawab:
"Apakah
wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah
seorang yang amat pendusta lagi sombong. " (OS. al-Oamar: 25)
(QS. al-Qamar: 25)
Gelas-gelas minuman kembali diputar di antara mereka, dan pembicaraan beralih dari Nabi Shaleh As
ke unta Allah SWT. Salah seorang kafir berkata: "Jika datang musim
panas, maka unta itu mendatangi lembah yang dingin sehingga
binatang-binatang ternak yang lain lari darinya dan kepanasan." Seorang
kafir lagi berkata: "Jika datang musim dingin unta itu mencari tempat
penghangat, lalu ia istirahat di situ sehingga binatang-binatang ternak
kita lari darinya dan menuju tempat yang dingin sehingga terancam
kematian."
Gelas-gelas minuman kembali diputar dan bergoyang di
tangan orang-orang yang meminum. Salah seorang yang duduk memerintahkan
agar perempuan yang menyanyi berhenti dari nyanyiannya karena ia sedang
berpikir. Kemudian kesunyian menghantui segala penjuru. Orang itu mulai
berpikir sambil meminum dua gelas minuman keras, dan dengan suara pelan
ia berkata: "Hanya ada satu cara." Orang-orang yang duduk di sekitarnya
bertanya: "Bagaimana jalan keluarnya?" Tokoh mereka berkata: "Kita harus
melenyapkan Saleh dari jalan kita. Yang saya maksud adalah untanya.
Kita harus membunuh untanya dan setelah itu kita akan membunuh Saleh."
Demikanlah cara yang dilakukan orang-orang yang kafir sepanjang sejarah.
Demikianlah senjata yang digunakan oleh mereka dalam menghadapi
kebenaran. Mereka tidak menggunakan akal sehat atau adu argumentasi,
tapi mereka justru menggunakan kekuatan fisik. Bagi mereka, ini adalah
cara yang paling aman. Pembunuhan akan menyelesaikan masalah. Namun
salah seorang di antara mereka berkata: "Bukankah Saleh mengingatkan
kita akan azab yang keras jika kita sampai menyakiti unta itu." Namun,
orang-orang yang duduk di majelis itu segera memadamkan suara orang itu
dengan dua gelas arak.
Kemudian percakapan dimulai tentang Nabi Shaleh As
: "Berapakali kita putus asa dan dibuat kecewa olehnya. Sebaik-baik
jalan adalah membunuhnya. Mula-mula kita membunuh untanya setelah itu
kita akan menghabisi Saleh." "Namun siapa gerangan yang berani
membunuhnya?" Pertanyaan itu menciptakan keheningan di antara mereka.
Setelah beberapa saat, salah seorang mereka mengangkat suara: "Saya
mengenal seseorang yang dapat membunuhnya." Lalu nama demi nama
berputar di antara mereka sehingga mereka menyebut seorang penjahat yang
selalu membikin kerusakan di muka bumi dan ia suka mabuk-mabukan. Ia
mempunyai kelompok penjahat di kota.
"Dan di kota itu ada
sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakhan di muka bumi, dan
mereka tidak berbuat kebaikan." (QS. an-Naml: 48)
Mereka adalah
alat-alat kejahatan. Mereka adalah penjahat-penjahat kota yang terkenal.
Mereka sepakat untuk melaksanakan kejahatan. Kegelapan semakin
menyelimuti gunung. Kemudian datanglah malam tragedi. Unta yang
diberkati itu sedang tidur dan mendekap anaknya yang kecil di dadanya.
Anaknya yang kecil itu merasakan kedinginan dan mendapatkan kehangatan
di sisi ibunya. Sembilan orang penjahat tersebut telah menyiapkan
senjata mereka, pedang mereka dan tombak mereka. Mereka keluar di
kegelapan malam, dan pemimpin mereka banyak minum khamer sehingga ia
hampir tidak melihat apa yang di depannya.
"Maka mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya." (QS. al-Qamar: 29)
Sembilan
laki-laki itu menyerang unta itu, lalu ia bangkit dan bangunlah anaknya
dalam keadaan takut. Akhiranya, darah unta itu terkucur dan anaknya pun
terbunuh. Nabi Shaleh As mengetahui apa yang terjadi, lalu
beliau keluar dalam keadaan marah untuk menemui kaumnya. Beliau berkata
kepada mereka: "Bukankah aku telah mengingatkan agar kalian jangan
mengganggu unta itu." Mereka menjawab: "Kami memang telah membunuhnya,
maka datangkanlah siksaan kepada kami jika engkau mampu. Bukankah engkau
berkata bahwa engkau termasuk utusan Tuhan." Nabi Shaleh As berkata kepada kaumnya:
"Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan." (QS. Hud: 65)
Setelah itu, Nabi Shaleh As
meninggalkan kaumnya. Kemudian datanglah janji Allah SWT untuk
menghancurkan mereka setelah tiga hari. Berlalulah tiga hari siksaan
atas orang-orang kafir dan mereka menunggu-nunggu azab yang datang. Maka
pada hari keempat langit terpecah melalui teriakan yang keras di mana
teriakan itu menghancurkan gunung dan membinasakan apa saja yang ada di
dalamnya. Kemudian bumi berguncang dan menghancurkan apa saja yang di
atasnya. Itu adalah satu teriakan saja yang membuat kaum Nabi Shaleh As hancur berantakan. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya
Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka
tunggulah (tindahan) mereka dan bersabarlah. Dan beritakanlah kepada
mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta
bertina itu); tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya
giliran). Maka, mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta
itu) dan membunuhnya. Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan
ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara
yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering
(yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang. " (QS. al-Qamar:
27-31)
Mereka hancur semua sebelum mengetahui apa yang terjadi. Sedangkan orang-orang yang beriman bersama Nabi Shaleh As, mereka telah meninggalkan tempat tersebut sehingga mereka selamat.