Tuesday, July 10, 2012

Astronom Temukan Dua Bintang Yang Saling Mengorbit



Ilustrasi dua Bintang Katai Merah ( Red Dwarf) yang saling mengorbit satu sama lain. Image credit: J. Pinfield
Beberapa bintang di galaksi Bima Sakti tidak seperti Matahari kita. Ada sebuah sistem yang unik dimana dua bintang saling mengorbit satu dengan lainnya. Astronom berpikir berapakah batasan jarak terdekat bintang itu sehingga dua bintang tersebut tidak bergabung menjadi satu bintang besar?. Saat ini astronom telah menemukan empat pasang bintang yang saling mengorbit dimana dalam sekali mengorbit hanya membutuhkan waktu kurang dari 4 jam.

Seperti yang dikutip astronomi.us dari universetoday.com, Senin (09/07/2012), Sebuah tim astronom dengan menggunakan United Kingdom Infrared Telescope (UKIRT) di Hawai membuat penelitian pertama dari sistem biner bintang kerdil merah / katai merah (red dwarf). Bintang katai merah bisa sepuluh kali lebih kecil dan seribu kali lebih terang dari Matahari kita.

Astronom dengan menggunakan teleskop tersebut memonitor tingkat kecerahan dan kecemerlangan cahaya dari ribuan bintang termasuk ribuan bintang katai merah melalui sinar inframerah menggunakan Wide-Field Camera (WFC).

"Kami menemukan beberapa sistem biner bintang katai merah dengan periode orbit yang lebih cepat dari 5 jam. Sebelumnya kita menganggap bahwa ini suatu hal yang tidak mungkin," ucap Bas Nefs dari Leiden Observatory di Belanda.

Salah satu skenario yang memungkinkan yaitu bintang dingin dalam sistem biner lebih aktif daripada perkiraan sebelumnya. Astronom mengatakan bahwa kemungkinan medan magnet memancar keluar dari bintang dingin, kemudian berputar, dan terdeformasi antara satu bintang dengan bintang pasangannya, sehingga menghasilkan aktivitas angin surya ekstra dan menimbulkan solar flare dan bintik hitam pada bintang tersebut. Aktivitas megnetik yang kuat dapat menahan perputaran bintang ini dan kemudian memperlambatnya untuk tidak berjarak terlalu dekat satu dengan lainnya.

"Sifat aktif dari bintang katai merah dan medan magnet mereka yang kuat tampaknya memiliki implikasi yang besar untuk lingkungan sekitar bintang katai merah di seluruh galaksi kita," kata anggota tim, David Pinfield dari University of Hertfordshire.

Teleskop UKIRT memiliki cermin dengan diameter 3,8 meter, dan merupakan teleskop inframerah terbesar kedua di dunia. Teleskop tersebut berada di ketinggian 4.200 m di puncak gunung Mauna Kea di pulau Hawai. (Adi Saputro/ astronomi.us) 
 
sumber:astronomi.us