Sunguh kejam seorang gadis harus dihajar masa dan kemudian ditelanjangi di depan umum kejadian ini terjadi di sebuah distrik Guwahati, Assam, di utara India.
Sebagaimana dilaporkan, India Today, Jumat (13/7/2012), kasus penganiayaan seorang gadis berusia 17 tahun oleh sekitar 20 orang laki-laki itu kini menjadi isu nasional. Publik, kalangan pemerintahan, dan aktivis perempuan menuntut kasus ini diselesaikan secara tuntas.
Penganiayaan itu terjadi pada 10 Juli 2012, namun menjadi isu publik baru-baru ini setelah rekaman video penganiayaan tersebut dipublikasikan oleh berbagai media, termasuk di situs Youtube. Rekaman itu dibuat oleh seorang wartawan TV. Jati diri gadis itu tidak diungkap ke publik.
Dalam rekaman tersebut tampak seorang gadis yang diseret beramai-ramai pada malam hari di jalan dekat sebuah bar. Rambutnya dijambak dan wajahnya dipukuli beramai-ramai. Tubuhnya juga dianiaya, dengan cara dipukul dan ditendang.
Yang membuat publik marah, tak seorang pun yang berniat menolong gadis tersebut. Padahal dia berteriak-teriak minta tolong. Pejalan kaki dan penjaga toko di dekatnya malah asyik menonton adegan kekerasan selama 30 menit itu. Penganiayaan berakhir dengan ditelanjanginya gadis tersebut.
Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, peristiwa bermula ketika empat gadis dan dua laki-laki remaja yang saling kenal memasuki sebuah bar. Di dalam bar, mereka terlibat percekcokan sehingga dibawa keluar oleh petugas keamanan bar itu. Saat mereka berada di luar, masyarakat tanpa alasan jelas malah ikut-ikutan memukuli salah seorang gadis hingga akhirnya terjadilah insiden penganiayaan itu.
Kritikan merebak karena polisi baru datang 45 menit kemudian. Padahal, pos polisi terdekat hanya berjarak 1,5 km. Polisi diultimatum untuk menangkap semua pelaku dalam dua hari.
Seorang wartawan yang merekam kejadian itu juga mendapat kritikan pedas dari masyarakat karena tidak berupaya keras menolongnya, malah justru merekam adegan itu. Publik mengkritiknya karena wartawan itu lebih mementingkan berita ketimbang kemanusiaan.
Apalagi, wartawan itu sempat-sempatnya mewawancarainya di hadapan publik, seperti sedang laporan langsung. Ia menanyakan identitas gadis tersebut untuk kepentingan pemberitaan.
Namun, seorang wartawan lain, Mukul Kalita, yang mengendarai sepeda motor dan kebetulan lewat mencoba menghentikan massa yang beringas. Wartawan surat kabar Ajir Asom itu sempat merangsek ke kerumunan dan mencoba menghentikan massa serta meminta kameraman yang merekam kejadian itu untuk berhenti merekam. Namun sang kameraman terus mengabadikannya.
“Orang-orang malah mencegah saya dan meminta untuk tidak turut campur. Saya takut juga pada massa yang marah. Saya kemudian menelepon polisi dan mereka menyatakan sudah mengetahui peristiwa itu dan tengah dalam perjalan menuju lokasi.”
Sebanyak enam orang kini sudah tertangkap. Namun polisi terus menerus mendapat tekanan publik untuk menangkap yang lainnya. Wajah-wajah para pelaku juga dipampang di berbagai media dan ditempel di sudut-sudut kota. Masyarakat umum juga diminta mengenali mereka dan melaporkan keberadaannya.
Di antara negara berkembang lain, India adalah salah satu negara yang memiliki reputasi buruk dalam hal perlindungan hak-hak perempuan. Kekerasan terhadap dan perlakuan semena-mena terhadap perempuan kerap terjadi di negeri ini.
Bulan lalu, seorang ayah memenggal kepala anak perempuannya dan menenteng kepala itu berkeliling desanya. Kata dia, itu pembunuhan mulia.
Lihat Videonya di bawah ini