greenland |
Sebuah gunung es yang berukuran dua kali kota Manhattan mulai terlepas dari Gletser Petermann di kawasan utara Greenland. Pisahnya gunung es ini terlihat dari citra yang diambil dari satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA.
Mengutip laman BBC, para ilmuwan dalam beberapa tahun terakhir semakin meningkatkan perhatiannya terhadap bongkahan es di Greenland. Cuaca yang semakin hangat diduga menjadi penyebab mulai mencairnya bongkahan es tersebut. "Ini bukan sebuah kehancuran. Tapi ini jelas peristiwa yang signifikan," kata Eric Rignot dari NASA, dalam pernyataan tertulisnya.
Sedangkan ilmuwan lain menanggapinya secara berlebihan. "Ini dramatis. (Perubahan) ini sangat mengganggu," kata ilmuwan dari Universitas Delaware, Andreas Muenchow. "Kami memiliki data selama 150 tahun, dan kami melihat perubahan yang belum pernah kami lihat sebelumnya," lanjut Muenchow.
Lepasnya gunung es ini tidak diharapkan akan berdampak terhadap perubahan permukaan laut, terutama saat es mulai mengapung. Bongkahan es dari Gletser Petermann terkadang mencapai perairan di dekat Newfoundland, Canada. Menurut Canadian Ice Service, ini menimbulkan potensi bahaya bagi pelayaran.
Menurut Muenchow, mengapungnya "lidah es" di depan gletser yang berbasis-tanah kemungkinan bisa menghadang aliran es ke lautan. Saat bongkahan kecil es perlahan lepas, maka akan berpengaruh terhadap pergerakan gletser yang berbasis tanah.
Proses lepasnya gunung es
ini diduga mulai terjadi sejak 2010. Saat itu, pulau es dengan ukuran
sekitar 250 kilometer persegi mulai melepaskan diri dari gletser yang
sama.
Proses yang dikenal dengan sebutan calving
itu, juga lepasnya pulau es di tahun 2010, bersifat alamiah. Meski
begitu, lepasnya pulau es di tahun 2010 itu membantu terbentuknya
gunung es yang berukuran dua kali lipat dari pulau yang lepas.
Pergerakan yang
terakselerasi dari Gletser Patermann setelah lepasnya pulai es di tahun
2010 pun dianggap Muenchow perlu diperhatikan. "Tapi tidak dramatis,"
ujarnya.
sumber:viva.co.id