Suatu ketika hiduplah seorang laki-laki
Yahudi bernama Qorun. Riwayat menceritakan bahwa ia adalah sepupu nabi
Musa as. Ia adalah seorang yang beruntung karena Allah swt
menganugerahinya ilmu dan harta yang tak terkira banyaknya. Dengan ilmu
dan hartanya itu ia menjadi dikenal banyak orang dan menjadi buah bibir.
Banyak orang yang menjadikannya idola dan panutan. Bahkan para orang
tua sering menasehati anak-anaknya agar bekerja keras dan rajin menuntut
ilmu seperti Qorun. Yang demikian dimaksudkan agar anak-anak kelak
dapat menjadi sukses dan sekaya raya Karun.
“Moga-moga kiranya kita mempunyai
seperti apa yang telah diberikan kepada Qorun; sesungguhnya ia
benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar“.(QS.Al-Qashash(28):79).
Sayangnya karunia Allah yang begitu besar
ini malah menjadikan Qorun takabur. Ia hidup bermegah-megahan dan
dengan bangga ia berkata : “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. (QS.Al-Qashash(28):78).
Qorun begitu yakin bahwa apa yang
dicapainya itu memang sudah semestinya. Ini adalah buah dari kerja
kerasnya menuntut ilmu selama bertahun-tahun. Jadi ini adalah haknya!
Para alim ulama yang hidup di sekelilingnyapun mengingatkannya agar segera bertaubat. Mereka berkata :
“Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala
itu kecuali oleh orang-orang yang sabar”.(QS.Al-Qashash(28):80).
Namun tampaknya Qorun telah terlalu silau
dengan hartanya yang melimpah ruah itu. Yang bahkan kunci-kunci gudang
dimana ia menyimpan hartanya itu saking beratnya harus dipikul sejumlah ‘bodydguard’ yang kuat.
“ … dan Kami telah menganugerahkan
kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul
oleh sejumlah orang yang kuat-kuat…. “.(QS.Al-Qashash(28):76).
Syaitanlah yang membisiki Qorun supaya
ia tidak mendengar nasihat para alim ulama. Ia bahkan menganggap para
alim ulama itu iri dan dengki terhadap kesuksesannya.
“ Maka Kami benamkanlah Qorun beserta
rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang
menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang
(yang dapat) membela (dirinya)” .(QS.Al-Qashash(28):81).
Melihat malapetaka yang menimpa Qorun
beserta seluruh harta bendanya itu, pendudukpun terkesiap. Mereka segera
menyadari kesalahan yang dilakukan Qorun. Dan apa yang telah dikatakan
para alim ulama itu adalah yang benar.
“Dan jadilah orang-orang yang kemarin
mencita-citakan kedudukan Qorun itu. berkata: “Aduhai. benarlah Allah
melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan
menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita
benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak
beruntung orang-orang yang mengingkari (ni`mat Allah)”. (QS.Al-Qashash(28): 82).
Itulah kisah Qorun dan hartanya yang
dibenamkan Sang Khalik karena ia takabur dan tidak memanfaatkan hartanya
dijalan yang benar. Maka jadilah hingga saat ini kata “ harta karun “
sebagai kata umum yang digunakan untuk menyebut harta yang terpendam. (
Karun dari kata Qorun). Saat ini jejak peninggalan istana Qorun dan
danau tempat ditenggelamkan hartanya bisa ditemui di Al Fayoum, Mesir,
yang hanya berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari Kairo.
Ironisnya mungkin hanya sedikit orang
yang mengetahui asal usul kata ini. Padahal Allah swt sengaja
mengabadikan kisah harta Qorun kedalam ayat-ayat Al-Quran agar menjadi
peringatan bagi orang yang hanya mengejar kesuksesan dunia tanpa
mengingat akhirat. Bukannya malah menjadikan harta buruan seperti yang
umum terjadi saat ini. Bahkan game atau permainan dengan nama Harta
Karunpun sering kita jumpai, bukan ? Apakah ini namanya bukan
menantang-Nya? Astaghfirullahaladzim ..
“Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan “. (QS.Al-Qashash(28): 77).
Semoga Allah swt ridho memasukkan kita ke dalam golongan orang yang pandai mengambil hikmah suatu peristiwa, amiin …