Peradaban Purba Gunung Padang Telah Mengenal Logam Mulia Hampir
semua peradaban besar masyarakat pada masa lalu, didukung oleh
ketersediaan sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya alam
tersebutlah yang menjadi modal mereka untuk membangun peradaban.
Indikasi serupa juga ditemukan di situs megalitikum Gunung Padang di
Cianjur, Jawa Barat. Kemungkinan besar, masyarakat wilayah itu di masa
lalu telah mengenal logam emas yang menjadi salah satu fondasi
terbentuknya peradaban Gunung Padang.
Dugaan ini
diperkuat oleh temuan tambang emas rakyat oleh Tim Terpadu Penelitian
Mandiri, yang jaraknya tidak jauh dari situs Gunung Padang yang terletak
di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Cianjur Jawa Barat tersebut.
Tambang emas rakyat tersebut jaraknya sekitar 4 kilometer dari lokasi
situs. Saat ini masyarakat di sekitar Gunung Padang masih menambang emas
di lokasi tersebut.
Beberapa penambang tradisional yang ditemui,
menuturkan, penambangan yang mereka lakukan ini sudah berlangsung turun
temurun puluhan tahun lalu. Penambangan ini ternyata telah ada sejak
zaman penjajahan Belanda dulu. Tambang rakyat yang ada saat ini, umumnya
hanya melanjutkan bekas lubang tambang peninggalan zaman Belanda.
Salah satu lubang bahkan panjangnya sudah mencapai 600 meter.
Berdasarkan
studi literatur yang dilakukan, penjajah Belanda pada awalnya justru
tidak mahir dalam pertambangan logam. Belanda justru belajar dari
perilaku masyarakat nusantara yang menambang secara tradisional. Mereka
mengamati teknik yang diterapkan masyarakat, lalu melanjutkan atau
diambil alih oleh Belanda untuk dijadikan bisnis pertambangan.
Dengan
demikian, pengetahuan dan kemampuan menambang emas sebenarnya telah
dimiliki oleh nenek moyang Indonesia jauh sebelum penjajah Belanda
datang ke negeri ini. Ditarik benang merahnya, sepertinya masyarakat
Gunung Padang pada masa lalu telah menyadari potensi emas yang ada di
wilayah mereka. Tambang emas tersebut menjadi fondasi mereka dalam
membangun peradaban tinggi yang jejak-jejak kini tengah ditelusuri para
ahli.
Salah satu bukti ketinggian peradaban masyarakat
Gunung Padang tersebut adalah bangunan monumental yang tertimbun di
bawah situs megalitikum terbesar di Asia tenggara tersebut. Misteri
bangunan tersebut, sedikit demi sedikit telah terkuak oleh Tim Terpadu
Penelitian Mandiri yang diinisiasi oleh Kantor Staf Khusus Presiden
bidang Bantuan Sosial dan Bencana.
Kelanjutan penelitian atas bangunan yang terpendam di situs Gunung Padang itu adakan dilakukan oleh Tim Nasional yang dibentuk oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas). Dengan keberadaan tim skala nasional ini, penelitian yang dilakukan di situs tersebut akan memiliki skala yang lebih besar dan hasil yang lebih signifikan.