ULAS J1120+0641
|
Quasar ULAS J1120+0641. Credit: narasomanotebook.blogspot.com |
Tim astronom Eropa menggunakan teleskop raksasa milik ESO (European Southern Observatory)
dan sejumlah teleskop lain untuk mengamati serta mempelajari quasar
terjauh yang saat ini telah ditemukan. "Lampu terang" ini berasal dari lubang hitam dengan massa dua milyar kali dari matahari kita, sampai sekarang quasar ini adalah obyek paling terang yang pernah diamati.
"Quasar
ini merupakan unsur penting pada masa awal alam semesta. Ini adalah
obyek langka yang akan membantu kita untuk memahami bagaimana lubang
hitam supermasif tumbuh beberapa ratus juta tahun setelah Big bang,"
kata Stephen Warren, pemimpin tim penyelidikan.
Quasar, atau galaksi jauh yang dipercaya bersumber (energi) pada lubang
supermasif di tengahnya, memancarkan cahaya yang sangat terang.
Kecerahan mereka membuat mereka menjadi seperti lampu (beacon)
yang dapat membantu manusia untuk mempelajari zaman ketika bintang dan
galaksi pertama terbentuk. Obyek yang terakhir kali diamati itu
merupakan quasar terjauh dan diduga cahayanya adalah bagian terakhir era
reonisasi. Yakni zaman awal alam semesta, ketika hidrogen netral telah
terbentuk lantas membelah kembali menjadi proton dan elektron akibat
radiasi sinar ultraviolet.
Selanjutnya, Quasar itu diberi nama ULAS J1120+0641. Nama itu
diambil dari posisinya di langit menurut koordinat yang ditetapkan para
astronom. Nilai pergeseran merah (redshift) quasar itu adalah 7,1, yang
artinya ia muncul sekitar 770 juta tahun setelah Big Bang. Namun, butuh
12,9 milyar tahun bagi cahayanya untuk mencapai kita. Dan karena cahaya
itu sama dengan informasi pada saat ia dipancarkan, maka apa yang
terlihat dari bumi saat ini adalah kejadian 12,9 milyar tahun yang lalu.
Selain itu, cahaya yang terpancar dari benda langit tersebut mengalami
peregangan akibat ekspansi alam semesta.
Meskipun obyek - obyek
yang lebih jauh telah dikonfirmasi (seperti semburan sinar gamma pada
pergeseran merah 8,2; eso0917), quasar yang baru saja ditemukan itu
seratus kali lebih terang daripadanya. Dan, di antara obyek - obyek yang
cahayanya cukup terang untuk dikaji secara detail, inilah yang paling
jauh dengan garis tepi (margin) terbesar.
Quasar terjauh berikutnya terbentuk 870 milyar tahun setelah Big Bang
(redshift 6.4). Obyek serupa yang lebih jauh tidak dapat ditemukan pada
survey cahaya tampak karena cahaya mereka, yang meregang akibat ekspansi
alam semesta, sebagian besar jatuh ke spektrum inframerah saat mencapai
bumi. Dan teleskop khsusus inframerah masih berada dalam tahap
pembangunan
"Kami membutuhkan waktu lima tahun untuk menemukan obyek ini," terang
Bram Venemans, salah seorang penulis laporan penelitian. "Kami tengah
mencari quasar dengan pergeseran merah yang labih tinggi dari 6,5.
Menemukan yang satu ini sangat jauh, pada pergeseran merah yang lebih
tinggi dari 7, merupakan kejutan yang menarik. Dengan mengintip dalam -
dalam ke era reonisasi, quasar ini menyediakan kesempatan unik untuk
menjelajahi jendela seratus juta tahun dalam sejarah kosmos yang
sebelumnya berada di luar jangkauan."
Observasi itu menunjukkan bahwa massa lubang hitam di tengah ULAS
J1120+0641 adalah sekitar dua milyar kali massa matahari kita. Massa
yang sangat besar ini sulit untuk dijelaskan (karena terjadi) pada awal
Big Bang. Teori tentang pertumbuhan lubang hitam supermasif saat ini
memprediksikan pembangunan lamban (slow build-up) massa sebagai obyek padat yang menarik materi di sekitarnya sehingga massanya bertambah.
"Kami pikir hanya ada sekitar seratus quasar terang dengan pergeseran
merah yang lebih tinggi dari 7 di langit," simpul Daniel Mortlock,
pemimpin penulisan laporan. "Untuk menemukan obyek ini butuh pencarian
yang melelahkan, namun itu sepadan dengan upaya kami untuk dapat
mengungkapkan beberapa misteri awal alam semesta." (Sumber: narasomanotebook.blogspot.com)