Pages

Tuesday, July 10, 2012

Ilmuan Inggris:Alien Itu Seperti Ubur-Ubur

Salp, makhluk kecil serupa ubur-ubur
Salp, makhluk kecil serupa ubur-ubur (Research.gov)
VIVAnews - Mendengar kata alien, pikiran kita terasosiasi dengan makhluk hijau seperti manusia dengan mata besar dan kepala besar, seperti yang ada di film-film produksi Hollywood. Tapi, pakar antariksa dan penasihat pemerintah Inggris, Maggie Aderin-Pocock, punya gambaran alien yang berbeda

 
Menurut ilmuwan kenamaan itu, alien kemungkinan berbentuk ubur-ubur raksasa dengan dasar berwarna oranye, seperti dikutip dari The Sun. Permukaan alien tersebut berwarna metalik lengkap dengan semacam kantong berbentuk bawang di bagian bawah.

Makhluk ini pun kemungkinan terbuat dari silikon, bukan karbon seperti yang selama ini kita ketahui. Mereka diperkirakan mampu menyerap cahaya melalui kulit dan menyedot bahan kimia melalui mulut raksasa mereka, seperti dikutip dari laman Dailymail.

Tak seperti ubur-ubur di Bumi yang hidup di lautan, masih menurut Aderin-Pocock, makhluk asing tersebut hidup di atmosfer planet seperti Jupiter. Mereka terbang ke mana-mana.

Bagian bawah yang berwarna oranye, kata dia, berguna sebagai kamuflase untuk mengecoh predator dalam atmosfer yang berapi. Sementara kantong mirip bawang itu berfungsi sebagai kantung daya apung, jalan masuk-keluar gas untuk mengatur ketinggian, seperti pada balon udara.

Sementara untuk berkomunikasi, mereka punya alat khusus semacam tombol cahaya untuk berkomunikasi satu sama lain. Sebagian besar inspirasi Aderin-Pocock berasal dari kehidupan yang aneh dan bentuk baru yang ditemukan hidup jauh di bawah laut.

Doktor Aderin-Pocock menggambarkan makhluk asing tersebut sebagai bagian dari Bulan Ilmu Pengetahuan di saluran televisi Eden Channel. Dia berkata: "imajinasi kami alami dibatasi oleh apa yang kita lihat di sekitar. Dan bahwa ada kebijaksanaan konvensional adalah bahwa hidup membutuhkan air dan berbasis karbon."

Tapi, kata dia, para ilmuwan justru bekerja dengan ide-ide menarik, seperti kehidupan berbasis silikon yang berkembang di planet lain. "Di lingkungan yang sangat berbeda dengan kita," kata dia.

Tapi, dia mengingatkan bahwa tempat di luar antariksa sana yang menyokong kehidupan sangat sedikit. Kalau pun ada makhluk asing di luar sana, manusia sulit melakukan kontak karena faktor jarak dan kecerdasan. "Kalau pun ada kehidupan yang dikembangkan di luar sana, mungkin tidak cukup cerdas untuk berkomunikasi dengan kita."

sumber:vivanews