Friday, December 30, 2011

CFBDSIR 1458+10, Pasangan Katai Coklat Terdingin

Seperti apakah bintang yang sangat dingin? Apakah bintang yang sangat dingin itu sedingin bayangan manusia ataukah sesungguhnya masih “cukup” panas? Pengamatan dengan menggunakan teleskop Teleskop 10-meter Keck II dan Teleskop 3,6 meter Canada-France-Hawaii di Mauna Kea, Hawai‘i, serta Very Large Telescope (VLT) milik ESO di Chille berhasil melihat kandidat baru dari bintang katai coklat paling dingin.


Ilustrasi pasangan katai coklat CFBDSIR 1458+10. Kredit : ESO/L. Calçada


Bintang katai coklat sering disebut juga bintang gagal, karena bintang yang satu ini tidak memiliki massa yang cukup supaya gravitasi dapat memicu terjadinya reaksi nuklir di bintang. Dengan kata lain si bintang katai coklat tidak memiliki pembakaran di dalam dirinya untuk menjadi sebuah bintang namun ia pun bukan planet.

Bintang katai coklat juga merupakan “tautan yang hilang” antara planet gas raksasa seperti Jupiter dan bintang katai merah, yang merupakan bintang terkecil dengan massa paling rendah dari Bintang. Bintang katai coklat pertama ditemukan di tahun 1995 yakni Gliese 229B, dan sampai saat ini sudah ratusan yang ditemukan

Dengan massa, luminositas dan temperatur yang sedemikian rendah, bintang katai coklat bertindak sebagai laboratorium pengetahuan untuk dapat memahami planet gas panas maupun proses pembentukan bintang yang berakhir dini. dalam penggolongan katai coklat, saat ini katai T merupakan bintang katai coklat dengan temperatur terendah berkisar antara 600 – 1400 K, didominasi oleh molekul air dan metana dan memiliki proses atmosferik seperti Jupiter.  Kemiripan inilah yang mendorong para peneliti untuk terus mencari obyek yang lebih ekstrim lagi, terutama untuk mengisi gap / kekosongan antara katai T dan planet gas raksasa.
Tampaknya gap itu bisa terisi dengan jenis katai coklat yang baru saja ditemukan oleh Michael Liu dkk.

Bintang katai coklat yang ditemukan melalui pengamatan 3 teleskop tersebut berada 75  tahun cahaya dari bumi dan yang lebih menarik obyek tersebut merupakan pasangan bintang ganda.  Pasangan bintang ganda inilah yang menjadi kandidat bintang katai coklat terdingin, dengan temperatur hampir sama dengan secangkir teh panas yang baru dibuat. Temperatur seperti ini mungkin panas bagi manusia, tapi tidak untuk bintang. Ini adalah temperatur yang luar biasa dingin bagi sebuah bintang.

Penemuan Bintang Katai Coklat Ganda CFBDSIR 1458+10

Saat menemukan pasangan katai coklat CFBDSIR 1458+10, Michael Liu dkk cukup terkejut karena obyek tersebut memiliki temperatur yang sangat rendah. Dan mereka semakin terkejut ketika mengetahui kalau bintang katai coklat tersebut merupakan pasangan bintang katai coklat ganda yang memiliki pasangan lebih dingin lagi.

Pasangan bintang CFBDSIR 1458+10 terdiri dari CFBDSIR 1458+10A dan CFBDSIR 1458+10B, dengan bintang B lebih redup dari A. Keduanya mengorbit satu sama lain dengan jarak sekitar 3 kali jarak Matahari-Bumi (150 juta km) dalam periode 30 tahun.

Bintang katai coklat CFBDSIR 1458+10B yang lebih redup ternyata memiliki temperatur ~100º – 150º Celsius.  Obyek ini cukup dingin untuk mulai melintasi garis kabur yang menjadi batas antara bintang kecil yang dingin dan planet besar yang panas. Tak hanya itu, keberadaan pasangan CFBDSIR 1458+10 memicu pertanyaan baru, apakah dibutuhkan sebuah penggolongan kelas spektrum baru yang disebut kelas spektrum Y bagi katai coklat tipe ini.

Tak hanya itu, dengan temperatur yang demikian rendah, CFBDSIR 1458+10B diperkirakan memiliki properti yang berbeda dari bintang katai coklat yang sudah dikenal saat ini dan justru memiliki kemiripan dengan planet gas raksasa. Bahkan diyakini CFBDSIR 1458+10B memiliki awan air di atmosfernya.

Pasangan unik CFBDSIR 1458+10 pertama kali ditemukan sebagai pasangan ganda dengan menggunakan Sistem Laser Guide Star (LGS) Adaptive Optics pada teleskop Keck II Telescope di Hawaii. Setelah itu penentuan jarak pasangan tersebut dilakukan dengan menggunakan kamera inframerah yang dipasang pada teleskop Canada–France–Hawaii, di Hawaii. Dan akhirnya VLT milik ESo digunakan untuk mempelajari spektrum inframerah obyek dan pengukuran temperatur obyek.

Pencarian obyek dingin sudah menjadi topik yang aktif di astronomi. Teleskop ruang angkasa Spitzer juga baru-baru ini mengidentifikasi 2 obyek yang sangat redup dan bisa jadi menjadi pesaing bintang katai coklat paling dingin meskipun temperaturnya belum benar-benar dihitung. Masih dibutuhkan juga pengamatan lanjutan bagi CFBDSIR 1458+10B agar dapat diketahui properti dan karakteristiknya untuk dipelajari lebih lanjut.

sumber: langitselatan.com

Wednesday, December 21, 2011

Planet Baru Di Pastikan Memiliki Air

GJ1214b,



GJ1214b,kelas planet baru yang ditemukan pertama kali pada 2009 diketahui memiliki air, dan para ilmuwan menjulukinya sebagai ‘Waterworld’. Planet tersebut beratmosfir tebal, beruap, dan sangat panas. Ukurannya lebih kecil dari Uranus tapi lebih besar dari Bumi.

Zachory Berta dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CfA) beserta rekan-rekannya melihat keberadaan ‘Waterworld’ dengan teleskop Hubble milik NASA. “GJ1214b tidak seperti planet yang kita ketahui selama ini,” kata Zachory. “Planet ini punya banyak air.”

Para ilmuwan memperkirakan diameter ‘Waterworld’ mencapai 2,7 kali diameter Bumi dan bobotnya hampir tujuh kalinya. Tidak seperti Bumi yang mengorbit pada matahari sekali setahun, ‘Waterworld’ mengorbit pada bintang red-dwarf setiap 38 jam. Planet GJ1214b berjarak 1,3 juta mil (sekitar dua juta km) dari bintang red-dwarf, yang artinya temperaturnya sangat panas yaitu nyaris mencapai 450 derajat Fahrenheit (sekitar 232 derajat celsius).
Penemuan ‘Waterworld’ merupakan hasil dari MEarth Project yang dikepalai oleh David Charbonneau dari CfA. David dan timnya pertama kali menyampaikan hasil studi berjudul “A super-Earth transiting a nearby low-mass star” pada 2009.
Pada 2010, ilmuwan CfA Jacob Bead dan rekan-rekannya menyatakan bahwa mereka telah meneliti atmosfer ‘Waterworld’, dan melaporkan bahwa planet tersebut kemungkinan terbuat dari air. Akan tetapi ada kemungkinan lain –yaitu planet tersebut berselubung kabut, seperti yang menyelubungi bulan milik Saturnus, Titan.
Untuk memastikannya, Zachory dan rekan-rekannya menggunakan Wild Field Camera 3 (WFC3) dari teleskop Hubble untuk mengamati planet saat melintas di depan bintangnya. Cahaya bintang difilter melalui atmosfer planet, sehingga memberi petunjuk terkait komposisi gas yang dimilikinya.
Para ilmuwan lebih condong dengan pernyataan bahwa atmosfir planet tersebut dipadati uap air, bukan kabut. Perhitungan kepadatan planet juga menunjukkan bahwa GJ1214b punya lebih banyak air dibanding Bumi. Ini artinya struktur internalnya sangat berbeda dibanding Bumi.
“Temperatur dan tekanan yang tinggi akan membentuk material-material eksotis seperti ‘es panas’ atau ‘air superfluida’, zat-zat yang sama sekali asing dengan keseharian kita,” kata Berta.
Mengingat jaraknya yang dekat dengan Bumi, besar kemungkinan akan ada observasi lanjutan menggunakan James Webb Space Telescope, yang akan diluncurkan akhir dekade ini. Sementara itu, hasil penelitian Zachory dan rekan-rekannya ini telah diterima untuk dipublikasikan di Astrophysical Journal.

Wednesday, December 14, 2011

Matahari

Matahari bintang terdekat dengan bumi



Pada dasarnya matahari merupakan salah satu bintang yang berada di tata surya dan menjadi pusatnya. Matahari termasuk bintang karena dapat menghasilkan energi cahaya sendiri. Cahaya matahari dibandingkan bintang yang lain terasa lebih cemerlang. Hal itulah yang menyebabkan pada waktu siang hari kita tidak dapat melihat bintang selain matahari.

Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Matahari serta kedelapan buah planet (yang sudah diketahui/ditemukan oleh manusia) membentuk Tata Surya. Matahari dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G.

Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata tidak berbentuk bulat betul. Matahari mempunyai katulistiwa dan kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek. Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar, karena 98% massa Tata Surya terkumpul pada matahari.

Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari, yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat.

Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah 1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan Bumi yang dikenali sebagai konstan surya menyamai 1.370 watt per meter persegi setiap saat. Matahari sebagai pusat Tata Surya merupakan bintang generasi kedua. Material dari matahari terbentuk dari ledakan bintang generasi pertama seperti yang diyakini oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini terbentuk oleh ledakan big bang sekitar 14.000 juta tahun lalu.

Thursday, December 8, 2011

Planet Nomad Sang Pengembara

Pernah dengar yang namanya planet nomad? Ini adalah planet yang tidak mengitari bintang apapun atau seringnya disebut planet mengambang bebas. Dan tampaknya, Galaksi tempat kita berdiam tampaknya dibanjiri planet gelandangan aka planet nomad yang mengembara di angkasa tanpa memiliki bintang induk yang ia kitari.

Planet Nomad Di Bima Sakti

Planet Nomad, si pengembara di alam semesta. kredit : Greg Stewart / SLAC National Accelerator Laboratory

Menurut hasil penelitian terbaru Kavli Institute for Particle Astrophysics and Cosmology (KIPAC), institut gabungan Stanford University dan SLAC National Accelerator Laboratory, diperkirakan terdapat 100000 kali lebih banyak planet nomad di Bima Sakti dibanding bintang.  Jika pengamatan bisa mengkonfirmasi perkiraan jumlah tersebut, maka obyek langit yang merupakan  kelas baru tersebut akan mempengaruhi teori pembentukan planet yang ada saat ini. Tidak hanya itu,  pemahaman manusia mengenai asal usul dan kelimpahan dalam kehidupan pun akan berubah.

Jika planet-planet nomad memiliki ukuran yang cukup besar untuk memiliki atmosfer yang tebal, maka mereka bisa memerangkap panas yang cukup untuk keberadaan bakteri. Meskipun planet nomad tersebut tidak bermandikan kehangatan cahaya bintang, mereka masih bisa menghasilkan panas melalui peluruhan radioaktif internal dan aktivitas tektonik.

Pencarian selama dua dekade terakhir sudah berhasil mengidentifikasi 760 planet di luar Tata Surya, yang hampir semuanya mengorbit sebuah bintang. Tahun lalu, para peneliti berhasil mendeteksi setidaknya selusin planet nomad menggunakan teknik lensa mikro gravitasi. Teknik ini digunakan untuk mencari bintang yang cahayanya difokuskan kembali oleh gravitasi planet yang sedang melintas.

Hasil penelitian ini memberikan bukti setidaknya terdapat dua planet nomas untuk setiap tipe bintang, misalnya bintang deret utama di Bima Sakti. Estimasi yang didapat juga menunjukkan kalau planet nomad bisa mencapai 50000 kali lebih umum.

Apakah Planet Nomad Umum Di Galaksi?

Pertanyaannya sekarang apakah planet nomad ini memang umum ditemukan? Dan untuk bisa mengetahui hal ini, tim KIPAC memperhitungkan tarikan gravitasi di galaksi Bima Sakti, jumlah materi yang tersedia untuk membentuk obyek seperti ini dan bagaimana materi bisa membagi dirinya sendiri membentuk obyek dengan ragam ukuran mulai dari seukuran Pluto sampai dengan yang lebih besar dari Jupiter.  Bukan pekerjaan mudah karena untuk kasus planet nomad ini, tak seorang pun yakin bagaimana planet tersebut bisa terbentuk.

Teori yang dikemukakan adalah sebagian di antara planet-planet nomad ini merupakan planet yang terlontar dari sistem. Hasil penelitia juga mengindikasikan kalau tidak semua planet nomad terbentuk dengan cara dilontarkan keluar dari sistem.

Jadi ketika berbicara tentang planet, maka planet bisa jadi bukan merupakan benda langit yang harus mengelilingi sebuah bintang. Tapi untuk bisa menemukan planet nomad yang lebih kecil, para peneliti masih harus menunggu kehadiran teleskop besar seperti teleskop landas angkasa Wide-Field Infrared Telescope Survey dan teleskop landas Bumi Large Synoptic Survey Telescope yang akan dioperasikan awal tahun 2020.

Masih diperlukan konfirmasi estimasi planet-planet nomad di alam semesta, karena ketika planet-planet nomad tersebut sedang mengembara dan mengalami tabrakan yang menyebabkan tersebarnya kumpulan mikroba dan kemudian tertanam di suatu tempat yang lain.

Wednesday, December 7, 2011

bLogg pertamaku

Pengen posting anime,astronomi dan semua yang aneh-aneh  :)